Mohon tunggu...
Tonny E. Nubatonis
Tonny E. Nubatonis Mohon Tunggu... Petani - Ana Lapangan

Menulis, menulis dan menulis untuk mengabadikan suara hati dan buah pikiran melalui TULISAN. Email : tonnyeliaser@gmail.com_ WA/HP : 082237201011_ Facebook : Tonny E. N

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bagaimana Membangun bisnis?

5 September 2018   09:58 Diperbarui: 5 September 2018   14:07 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi : (sourve:tommcifle.com)

Menemukan ide, mencari partner kerja dan menemukan tempat usaha, merupakan tiga langkah bagaimana membangun sebuah bisnis, yang dikemukakan oleh seorang Enterpreneur muda asal kota Soe, NTT.

Djemi Lassa, S.T, demikian nama lengkapnya, atau yang biasa akrab disapa kak Djemi, saat membawakan materi kapsel di kegiatan kamp kepemimpinan Nusa Tenggara Timur (KKNTT) 2018, jumat 24 agustus lalu.

Walaupun boleh dikatakan sudah cukup sukses sebagai seorang pebisnis yang handal, baginya tidaklah mudah dalam membangun sebuah usaha atau bisnis. "Banyak sekali tantangan dan kegagalan-kegagalan yang akan dihadapi yang menjadi pemicu sebuah bisnis yang akan dibangun maupun bisnis yang sementara berjalan akan stagnan sehingga dibutuhkan sebuah upaya untuk tetap mempertahankannya" tuturnya.

Dalam penjelasanan materinya, saya memahami bahwa untuk membangun sebuah bisnis, dibutuhkan sebuah visi yang jelas untuk dicapai, tekad yang kuat untuk tetap berjuang, dan kerja keras yang akan membuat harapan semakin nyata.

Walaupun tidaklah mudah, namun jaminan akan hasil yang diperoleh dari kerja keras tersebut tentu akan sangat memuaskan diri. Karena bisnis yang berhasil dan sukses akan memberi banyak keuntungan yang akan memenuhi berbagai jenis kebutuhan pribadi.

Tentu kita ketahui bahwa diri seseorang yang merasa terpuaskan oleh segala kebutuhan-kebutuhan baik kebutuhan primer dan sekunder akan menjadikan kehidupan berjalan lebih sejahtera. Seseorang boleh dikatakan sejahtera apabila ia merasa cukup akan hal-hal yang dibutuhkan dan tak merasa kekurangan.

Melihat kondisi realita daerah saat ini, khususnya di daerah NTT, yang mana mayoritas penduduknya adalah masyarakat miskin, miris sekali karena sebagaian besar penduduknya hanya ingin menjadi petani atau PNS, sedangkan pendapatan dari kedua bidang pekerjaan tersebut pas-pasan, belum menjamin berbagai kebutuhan-kebutuhan pokok baik dalam kebutuhan ekonomi, pendidikan dan kesehatan dapat terpenuhi dengan baik. Bukan berarti bahwa saya tidak menghendaki agar orang NTT menjadi petani atau PNS. 

Boleh saja, tetapi kita harus memiliki bisnis atau usaha sampingan sehingga tidak hanya berpaut atau fokus hanya pada kedua bidang tersebut. Bahkan akan lebih bermanfaat lagi jika kita menggunakan kedua bidang tersebut untuk mengembangkan bisnis, baik bisnis barang maupun jasa, asalkan sesuai dengan aturan, tidak merugikan orang lain dan tidak ada ketidakadilan dengan pihak lain.

Dengan mengutip materi yang disampaikan sang pemateri yang menyinggung tentang beberapa alasan  yang menjadi pemicu daerah NTT menjadi daerah yang miskin, yakni disebabkan oleh masalah korupsi dan kondisi ekonomi yang lemah oleh karena perputaran ekonomi yang kurang baik.

Beliau mengatakan bahwa jika perekonomian di NTT dapat maju apabila generasi muda pada masa kini memiliki mimpi untuk menjadi seorang entrepreneur atau pengusaha. Dengan menjadi seorang pengusaha, ia dapat mendapatkan penghasilan yang bisa lebih dari cukup.

Selain itu bisnis yang telah berkembang dan maju akan menciptakan ladang kerja baru bagi orang lain sehingga tak perlu lagi bersusah-susah pergi merantau ke negeri jiran untuk menjadi pekerja asing yang faktanya banyak konsekuensi yang akan bisa dihadapi seperti perdagangan manusia (human trafficking) maupun tindak kekerasan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun