Guru sejati mengenal nama satu persatu muridnya. Tak ada satu pun nama muridnya yang tidak ada dalam memorinya.
Ketika menyapa, ia akan menyebut pemilik nama itu. Guru sejati menyadari kata-kata punjangga bahwa nama adalah bunyi yang paling indah di telinga ketika diucapkan seseorang. Karena paling indah, maka orang yang disebutkan akan selalu senang mendengarnya. Ketika ada orang menyapa dengan menyebut nama kita. Kita diingatkan seperti menerima hadiah yang tak tergantikan.
Ketika guru sejati lupa nama muridnya, ia akan berusaha sekuat tenaga untuk menemukannya kembali. Ia menghafal nama-nama muridnya. Ada saatnya guru sejati lupa nama muridnya. Ketika hal itu terjadi, ia akan menanyakan pada seseorang tanpa diketahui pemilik nama.
Ia tidak pernah menanyakan secara langsung nama yang bersangkutan. Baginya ini merupakan hal yang tabu. Meski menempuh jalan memutar, ia menjalaninya demi mengenal nama para muridnya.***