Bank Indonesia (BI) telah memangkas tingkat suku bunga acuan 7-day reverse repo sabanyak dua kali sebesar 25 basis points pada Agustus dan September.
Dengan penguatan pada pertumbuhan global dan ekonomi Indonesia, IHSG mampu tumbuh sebesar 20,0 persen year-on-year ke 6.355,7 pada 2017 dari 5.296,7 pada 2016. Ini merupakan tingkat imbal hasil tertinggi dalam tiga tahun. Dan juga, IHSG telah mencetak rekor tertinggi.
Sebagai perbandingan pasar saham di emerging markets Asia, tingkat imbal hasil pasar saham Indonesia lebih tinggi dibandingkan Taiwan, Thailand, Malaysia, dan China. Ini menunjukkan bahwa ekspektasi investor relatif baik.Â
Ini berarti bahwa mereka berekspektasi mendapatkan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi di pasar saham Indonesia. Ditambah lagi, ekspektasinya semakin didukung oleh Fitch Ratings yang telah meningkatkan credit rating Indonesia sebesar 1 notch menjadi BBB dari BBB- dengan outlook yang stabil.Â
Fitch mengatakan ketahanan Indonesia terhadap guncangan eksternal telah terus diperkuat dalam beberapa tahun terakhir dengan didukung kebijakan makroekonomi yang telah diarahkan menjaga stabilitas.
Pertumbuhan IHSG didorong oleh penguatan pada delapan sektor industri, diantaranya: keuangan (+40,5 persen); industri dasar (+28,1 persen); konsumer (+23,1 persen); manufaktur (+19,9 persen); pertambangan (+15,1 persen); infrastruktur (+12,1 persen); perdagangan (+7,1 persen); dan aneka industri (+0,8 persen). Hanya dua sektor industri yang menurun, seperti pertanian (-13,3 persen) dan properti (-4,3 persen). Investor asing membukukan net sell sebesar Rp40,6 trilliun pada 2017. Ini menunjukkan investor domestik mampu mendominasi dalam mendorong pertumbuhan IHSG.