Isu teroris yang terus disiarkan di berbagai media cetak, media elektronik dan media sosial. Berita yang terus di tayangkan di berbagai media elektronik, justru menjadi masyarakat menjadi antipati dan tidak respon dengan berita teroris. Awalnya masyarakat merasa takut dan resah dengan adanya isu teroris, tetapi ketika kemajuan informasi melalui media sosial bisa dengan mudah diakses.Â
Berita dan informasi yang didapat mengenai teroris akhirnya berimbang. Masyarakat tidak hanya mendapatkan informasi hanya dari salah satu pihak, sehingga hal ini membuat masyarakat pada akhirnya menganggap teroris sebagai hal yang biasa, dan tidak perlu di takutkan. Keinginan Pemerintah agar isu teroris ini menjadi wacana agar masyarakat berhati-hati, ahirnya berbanding terbalik dengan kenyataan dalam masyarakat.
Hal ini nampak terlihat, dimana ada isu teroris. Masyarakat justru menganggapnya sebagai lelucon/lawakan. Masyarakat akan berbondong-bondong melihat sandiwara tersebut secara langsung. Tidak ada ketakutan di hati mereka tentang bahayanya teroris. Karena saat ini, masyarakat bisa menilai apakah teroris ini sungguhan atau sekedar fiksi yang sedang terjadi.
Kasus Bom Sarinah, masyarakat dipertontonkan oleh aksi densus 88. Anggota Densus yang anehnya tidak memakai pakaian lengkap sebagai pelindung diri untuk memberantas teroris. Sehingga dengan jelas aktor yang sedang memerankan aksinya dengan baik.
Di berbagai media ada yang pro dan kontra tentang isu teroris ini. Belajar dari pemerintahan sebelumnya, bangsa Indonesia adalah bangsa yang aman. Masyarakat tidak pernah ditakuti dengan adanya isu teroris. Justru Pemerintah sebelumny berusaha menghilangkan isu teroris ini agar masyarakat dapat hidup tenang dan tidak gelisah.
Untuk itu, sebaiknya pemerintah segera menghentikan isu tentang teroris. Berikan rasa aman kepada masyarakat. Berikan rasa kepercayaan masyarakat, bahwa pemerintah mampu mengatasi teroris. Justru saat ini yang ditakutkan oleh masyarakat adalah isu tentang kenaikan BBM, akibat dampak melemahnya nilai tukar rupiah, Â yang akan berdampak kepada naiknya harga sembako.[Tomy Sujarwadi]
