Panjang lidah adalah orang yang kurang pandai mengendalikan lidah/lisannya seperti suka bergunjing/gosip, fitnah, adu domba, dan sebagainya...
Dampak negatif dari panjang lidah tidak bisa dianggap sepele, tidak sekedar salah paham, pertengkaran, permusuhan, dendam hingga peperangan dan kehancuran yang bersifat katastropi. Wajar saja bila penebar berita bohong (hoaks) dihukum berat karena ulahnya, karena dampaknya sangat dahsyat dan sulit untuk diperbaiki....
Setengah berbisik "Eh...eh..tahu ngga si itu kan...bla-bla-bla...". Perilaku dan kata-kata tersebut seringkali kita lihat dan bisa jadi kita pun  juga pernah melakukannya. Ya, bergunjing, bergosip ria selalu menjadi hal menarik ketika acara kumpul-kumpul, apalagi bila membicarakan isu-isu yang lagi hot dan menjadi trending topik.
Kemudian muncul kepanjangan dari istilah "gossip" itu adalah "di gosok makin siip" memberi makna membicarakan isu2 yang belum jelas kebenarannya menjadi "menarik" bila semakin banyak dibicarakan/digunjingkan orang apalagi bila sudah ditambahkan dengan "bumbu2" info lain yang samar2 sehingga membuat semakin tidak jelas dari hal yang terjadi sebenarnya. Bergunjing (ber-gosip) tidak hanya terjadi di dunia nyata saja, tetapi saat ini lebih banyak dan sering di dunia maya melalui media sosial.
Kita semua tahu bahwa gossip itu minim manfaat, tetapi tetap saja selalu menarik dan mendorong banyak orang untuk melakukannya. Namun yang perlu kita ingat adalah bahwa gossip dan fitnah dapat merusak silaturahmi dan bisnis. Gosip bisa menjadi awal pintu masuk berbagai hal negative dari yang sepele namun dampaknya sangat besar seperti : hoax (berita bohong) hingga hal-hal yang dapat memicu kebencian dan perpecahan (adu domba, dan sebagainya).Â
Mari kita lihat dari contoh sederhana, yang awalnya gossip berubah menjadi fitnah merusak persahabatan dua orang bersahabat karib karena fitnah yang ditebarkan oleh salah satu di antara mereka. Fitnah ditebarkan karena iri melihat sahabat nya lebih maju dalam usahanya. Sayangnya ketika sahabatnya yang difitnah bangkrut, sakit berat dan akhirnya meninggal karena ulahnya tersebut, ia baru menyesali perbuatannya. Ia tidak mampu menarik kembali fitnah yang sudah terlanjur ia sebarkan.
Benar adanya pepatah lama "Mulut-mu Harimau-mu", yang di era digital saat ini pepatah tersebut pun berkembang menjadi "Jari-mu Harimau-mu", Bicara baik atau diam, menulis baik atau diam, maka kita akan selamat.
Mari kita santun di dua dunia, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Karena lisan dan tulisan kita mencerminkan kualitas diri kita yang sebenarnya...Lebih baik diam sampai orang lain meminta kita untuk berbicara dari pada orang lain minta kita diam untuk berhenti bicara.
Hindari panjang lidah dan Jadikan setiap kata dan tulisan yang keluar dari diri kita bernilai dan bermanfaat bagi yang mendengar dan yang membacanya.Â