Mohon tunggu...
TOMY PERUCHO
TOMY PERUCHO Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Perbankan, berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Agama : Islam. Pengalaman kerja : 1994-2020 di Perbankan. Aktif menulis di dalam perusahaan dan aktif mengajar (trainer di internal perusahaan) dan di kampus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayam dan Rokok

25 Juni 2020   08:00 Diperbarui: 25 Juni 2020   08:04 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Suatu ketika di sebuah keluarga yang sangat sederhana, "waaah...opornya enak lho Bu. Kok tumben masak ayam Bu. Iya Pak, tadi ada ayam masuk pekarangan rumah kita. ngga tau punya siapa jadi saya tangkap dan saya potong dan masak jadi opor. 

Ya aampuuun Bu, itu kan bukan milik kita. Walaupun kita tidak tahu ayam itu milik siapa, tetapi kalo bukan milik kita jangan ya Bu.walaupun hidup kita sudah tetapi tidak boleh seperti itu, itu namanya mencuri Bu. 

Iya Pak maafkan ya Ibu ngga tau. Belakangan diketahui bahwa ternyata ayam tersebut adalah ayam tetangga mereka yang letaknya agak jauh dari rumah mereka. Hikmah : ayamnya enak, tujuan istri untuk menyenangkan suami hal yang baik, tetapi cara yang dilakukan salah. Apa yang dimakan menjadi tidak berkah.

Pada kisah yang lain,mengenai Rokok. Bagi sebagian orang, khususnya para perokok mereka telah mengalokasikan sebagian dari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan mereka atas rokok. 

Membelinya dari sumber yang baik dan cara yang baik, yaitu dengan bekerja, tetapi pada rokok yang kita beli dan konsumsi tersebut mengandung lebih banyak mudharat dan banyak bahayanya bagi kesehatan tubuh kita. Cara memperolehnya baik/halal, tetapi minim manfaat dan banyak bahayanya.

Dua kisah di atas memberikan hikmah kepada kita bahwa terdapat korelasi yang erat antara 3 hal, penting yaitu : NIAT, TUJUAN, dan CARA, yang berujung pada Nilai dan Manfaat termasuk..pahala dan dosanya. Ketiganya haruslah sejalan. 

Tujuan yang baik selalu diawali dengan Niat dan Cara yang baik pula akhirnya memberikan manfaat dan berkah. Kita bekerja dengan jujur dan sesuai peraturan, kita menerima gaji setiap bulannya dari upaya kita bekerja tersebut, kemudian kita memberi makan anak, istri dan keluarga dari gaji yang kita terima tersebut. Niatnya berjuang untuk keluarga, cara yang ditempuh baik maka akan menjadi pahala dan berkah untuk diri kita dan keluarga.

Sebaliknya, bila kita memiliki tujuan yang buruk, berangkat dari niat yang buruk kemudian kita menempuhnya dengan cara-cara yang buruk untuk mencapai tujuan tersebut, maka apa yang kita lakukan tersebut tidak akan berarti apa-apa, tidak akan memberikan manfaat apa2 karena apa yang kita makan, apa yang kita berikan kepada keluarga kita akan mempengaruhi karakter dan perilaku serta perbuatan mereka. 

Hal lainnya, Tujuan yang baik berangkat dari Niat yang baik, namun kita menempuhnya melalui cara-cara yang buruk sebagaimana cerita mengenai ayam di atas, maka hasil akhirnya tidak akan bermanfaat apa-apa, tidak akan berkah dan salah-salah dapat menghancurkan diri dan masa depan kita plus dosa yang akan kita pikul. Hal ini akan membebani hati dan pikiran kita.

Artikel ini ingin mengingatkan kita semua agar didalam mencapai kebahagiaan hidup, hendaknya tidak terfokus pada hal-hal yang berisfat materialisme (kekayaan materi, kedudukan, pangkat, jabatan, popularitas yang semua berujung pada uang. 

Benar adanya bila ingin hidup selamat, bahagia dan berkah, maka harus ditempuh dengan cara-cara yang baik dan halal...(Halal dan Baik). Karena kemuliaan seseorang bukanlah terletak pada garis keturunan, gelar, pangkat, jabatan, kekayaan materi, dll, namun terletak pada keindahan akhlak budi pekertinya dan ketakwaaannya kepada Sang Pencipta.

Ada 2 hal penting yang harus kita tanamkan, yaitu masalah Niat dan waspada terhadap "Bisikan2 buruk" dari mata dan telinga kita yang dapat membakar ambisi hingga tidak terkendali. Bisikan2 buruk dapat mendorong kita "gelap mata" untuk kaya seketika. 

Sedangkan masalah Niat, layaknya alamat pada sebuah surat, salah alamat maka akan salah tujuan. Salah pasang niat maka salah tujuan, salah2 mengantar kita ke penjara...

Mari kita jaga hati tanamkan Niat dan Tujuan yang positif serta melakukan hal-hal positif agar langkah dan perjalanan hidup kita selamat dan berkah dunia akhirat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun