Mohon tunggu...
TOMY PERUCHO
TOMY PERUCHO Mohon Tunggu... Penulis - Praktisi Perbankan, berkeluarga dan memiliki 2 orang anak.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Agama : Islam. Pengalaman kerja : 1994-2020 di Perbankan. Aktif menulis di dalam perusahaan dan aktif mengajar (trainer di internal perusahaan) dan di kampus.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Adab

24 Juni 2020   12:00 Diperbarui: 24 Juni 2020   12:00 707
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Orang bijak punya Akhlak dan Adab...

"Biiiiiiii....! Iya non (anak pemilik). Bibi ini kenapa baju saya kok masih kusut! Gimana sih strikanya! Biii....ini kenapa kok masih begini-begitu,dst! Iya nya. Nak, kenapa kok teriak-teriak begitu? kan si bibi ada di dapur dan pasti kedengaran.

Lain kali datangi bibi ke belakang ya dan cara bicara yang baik, bibi kan orang tua jadi kita juga harus sopan ya. Iya pa. 

Ketika makan malam bersama keluarga...nak, kalo mulutnya sedang mengunyah makanan jangan sambil bicara dan kalo makan usahakan jangan "berbunyi" ya, kita malu kalo diundang makan di tempat orang kita makannya seperti itu.

Pada kisah yang berbeda, terkenang ketika duduk di bangku sekolah dasar, setiap hari Senin kita diwajibkan hadir upacara. Salah satu agenda upacara adalah pembacaan teks Pancasila.

Terkait dengan kehidupan kita sehari-hari baik di dalam keluarga maupun di masyarakat, benar adanya bahwa Dasar Negara kita menempatkan kata adil dan beradab pada sila kedua setelah Sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. 

Hal tersebut memberi makna, menempatkan Tuhan sebagai urutan pertama dalam kehidupan kita, baru kemudian orang tua, keluarga hingga masyarakat luas. Lebih jauh, sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab memiliki makna yang luas dan dalam dalam kehidupan sehari-hari.

Mengapa harus adil dan beradab? Ya, karena Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa menciptakan manusia sebagai mahluk yang paling sempurna yang dikaruniai Akal dan Hati untuk digunakan dengan sebaik-baiknya. 

Kata "Adil" mencerminkan bahwa Tuhan juga menciptakan manusia sama, sehingga kitapun harus adil dalam memperlakukan orang lain tanpa membedakan warna kulit, status sosial, pangkat, jabatan dan kedudukan, garis keturunan, dll. Di mata Tuhan, yang membedakan kemuliaan seseorang dengan orang lain adalah ketakwaan dan keindahan akhlak budi pekertinya.

Sedangkan makna beradab berasal dari kata "Adab" sejatinya adalah aturan, dalam konteks tatanan hidup kita sehari-hari semua harus ada aturannya, dari hal yang kecil dan sepele hingga hal-hal yang besar dan mendasar. 

Apa jadinya apabila kita hidup di dunia ini tanpa aturan layaknya seperti di hutan. Cara makan dan minum, cara berjalan, cara berpakaian, cara berkomunikasi, cara berbicara secara lisan dan tulisan, cara kita berinteraksi dengan orang tua, senior, pimpinan, klien, dll kapan dan dimananya semua ada aturannya. Demikian pula ketika kita berada di tempat kerja, bergaul di masyarakat, cara kita berjalan dan berkendara di jalan semua ada aturannya saling menghormati dan bukan sebaliknya.

Seandainya setiap individu memahami betapa pentingnya adab dengan baik dalam perilaku dan melaksanakannya dalam berbagai aspek kehidupan, bukan tidak mungkin negara kita yang besar dan kaya ini bisa tampil sejajar dengan negara-negara maju yang well organized dengan peradaban yang lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun