Mohon tunggu...
Tom Tesseract
Tom Tesseract Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Teknologi yang Menyusahkan

20 Maret 2019   21:12 Diperbarui: 20 Maret 2019   21:17 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Teknologi pada dasarnya adalah suatu alat untuk memudahkan pekerjaan manusia. Telepon dibuat untuk memudahkan pekerjaan manusia ketika berkomunikasi. Kendaraan bermotor dibuat untuk memudahkan pekerjaan manusia ketika melakukan perjalanan. Tidak seperti ilmu pengetahuan yang terkadang murni dikembangkan karna rasa ingin tahu, teknologi di sisi lain, dikembangkan karna ada tujuan praktisnya.

Teknologi yang paling berkembang pesat saat ini adalah teknologi informasi, ya teknologi yang bertujuan untuk memudahkan manusia dalam menyampaikan informasi. Untuk membuktikan perkembangan pesat ini, saya cukup memberi contoh salah satu produk yang menjadi bagian dari teknologi informasi, komputer. 

Saat ini, komputer berada di mana-mana, penggunanya pun bukan hanya dari orang-orang dari kalangan menengah ke atas, hampir (kalau tidak semua) kalangan menggunakan komputer. Tentu, komputer yang saya maksud di sini bukan hanya sekadar desktop maupun laptop, namun juga komputer yang dapat dengan mudah digenggam banyak orang, smartphone, yang mungkin Anda gunakan untuk membaca tulisan ini.

Smartphone sudah merebak kemana-mana sejalan dengan kekuatan pasar. Penggunaannya yang relatif mudah dan harga yang cukup terjangkau membuat semua kalangan dapat memilikinya.

Silahkan Anda tanya orang di sekitar Anda, apakah dia memiliki smartphone, saya yakin jawabannya ya. Aplikasi berkirim pesan secara online bernama WhatsApp menjadi standar berkirim pesan secara de facto. Jika sudah dijadikan standar, maka ini berarti semua orang harus memiliki smartphone dan memang sudah diasumsikan semua orang memilikinya.

Logika sederhananya, kalau semua orang memiliki teknologi informasi di genggamannya, maka informasi akan dengan mudah mengalir dengan cepat. Dengan mudahnya informasi, orang dapat dengan mudah mengatur jadwal sehari-hari, merencanakan apa yang akan dilakukannya untuk beberapa hari ke depan, membuat segalanya menjadi lebih tersusun. Ya, itu yang seharusnya terjadi.

Namun sayangnya, logika sederhana seperti itu tidak bekerja di dunia yang begitu kompleks ini. Justru dengan semakin mudahnya mendapatkan informasi, jadwal sehari-hari semakin tidak teratur dan rencana semakin tidak karuan.

Dalam berkirim pesan misalnya, sebelum ditemukannya internet, orang berbagi informasi dengan menggunakan surat. Ini berarti ada beberapa langkah yang harus dilakukan, menulis surat, memasukkannya ke dalam amplop, menulis alamat, membeli perangko, pergi ke kantor pos terdekat, dan jika beruntung akan mendapat balasandalambeberapa hari ke depan. 

Karena kesulitan itu, orang akan dengan hati-hati dalam menulis suratnya, memikirkan dalam-dalam apa yang akan mereka tulis, mereka hanya akan mengirim surat jika memang itu benar-benar penting, dan yang dikirimnya pun tidak merasa mempunyai tanggung jawab untuk membalasnya segera.

Sekarang, Anda tinggal menakan tombol Enter untuk berkirim pesan dan mendapat balasan seketika. Akibatnya, orang mengirim pesan berdasarkan apa yang mereka inginkan dan seringkali tidak perlu dilakukan, bukan karena mereka memang benar-benar ingin berbagi informasi. 

Orang yang dikirimi pesan pun seolah-olah memiliki tanggung jawab untuk segera membalas pesannya. Konsekuensinya, waktu jadi terbuang untuk berkirim pesan (yang seringkali tidak berfaedah). Pastinya Anda mengenal banyak orang yang setiap hari menghabiskan waktu berjam-jammembukaaplikasi berkirim pesan, mungkin termasuk Anda sendiri.

Kemudahan berkirim pesan juga membuat jadwal semakin tidak tersusun. Di kampus saya misalnya, ada aturan tidak tertulis bahwa setiap mahasiswa diharuskan mengecek  aplikasi WhatsApp. Perubahan-perubahan jadwal dan informasi-informasi terkait perkuliahan baik itu pengumuman maupun tugas lebih sering datang dari pesan WhatsApp dibandingkan dunia nyata. Tidak salah kalau saya menyebutnya Universitas WhatsApp.

Jadwal yang semakin tidak tersusun itu disebabkan karena kemudahan berkomunikasi, ironis memang, tetapi begitulah. Kemudahan mengirim pesan membuat dosen semakin mudah untuk membatalkan jadwal ataupun mengotak-atik jadwal yang sudah dibuat. 

Andai saja, teknologi informasi tidak secanggih sekarang, dosen mungkin akan lebih memiliki rasa tanggung jawab untuk menghargai jadwal. Untuk sekarang, Anda jangan pernah melepaskan smartphone Anda, kalau Anda tidak ingin datang ke kelas dan tidak ada siapa-siapa di sana,  karena Anda tidak akan tahu kalau dosen membatalkan jadwalnya.

Itulah penerapan teknologi informasi di kampus saya. Kenapa teknologi malah semakin menyusahkan kita? Mari kita sama-sama perbaiki cara kita memanfaakan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun