Mohon tunggu...
Tommy Setiawan
Tommy Setiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

Hanya pembaca dan pemerhati. Bukan penulis. Tapi kadang-kadang menuangkan pikiran atau ide atau perasaan yang bergejolak.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Blusukan Jokowi ke Hambalang, Tamparan Keras buat SBY

18 Maret 2016   19:56 Diperbarui: 18 Maret 2016   20:02 8137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat di televisi dan membaca di surat kabar saat presiden Jokowi blusukan ke Hambalang, membuat saya terharu bercampur marah.

Presiden melihat bangunan yang rencana awal akan dipergunakan sebagai wisma atlet itu dengan rasa heran dan geleng-geleng kepala seakan tidak percaya. Bangunan terlihat seperti kotor tak terawat, di sekitarnya ditumbuhi ilalang dan rumput liar. Padahal nilai bangunan itu triliunan... Catat triliunan!

Presiden pun berpikir apakah proyek akan dilanjutkan atau tidak. Jika dilanjutkan pun apakah dapat berfungsi dengan baik, mengingat kontur tanah di daerah tersebut labil, dikhawatirkan bangunan tersebut akan ambruk. Jika dilanjutkan pun apakah akan diubah peruntukannya, apakah akan dijadikan pelatnas, sekolah olahraga, atau rusunawa.

Yang membuat saya gemas, adalah proyek itu adalah peninggalan rezim 10 tahun kepemimpinan SBY. Koq tega-teganya SBY meninggalkan bangunan senilai triliunan itu dalam bentuk “sampah”. Padahal dengan uang triliunan, sekarang kita bisa menikmati jalan tol Trans Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, sampai Papua. Atau proyek kereta cepat Jakarta Bandung bisa kita nikmati sekarang. Kemana uang triliunan milik rakyat Indonesia? Gila bener....

Yang bikin saya marah, di saat Jokowi terheran-heran akan bangunan proyek Hambalang bernilai triliunan yang mangkrak, di satu sisi SBY melakukan Tour de Java, ketemu kader, melayani curhat masyarakat, dan mempersiapkan istrinya, ibu Ani Yudhoyono menjadi calon presiden 2019. Gila..... benar-benar haus kekuasaan. Kegiatan SBY tersebut malah diberitakan besar-besar di salah satu media online, milik salah seorang menteri di kabinetnya.

SBY bahkan curhat di media sosial membandingkan dia dengan penerusnya. Bandingkan, 10 tahun sebagai presiden hanya menghasilkan album lagu. Jokowi yang baru satu setengah tahun bekerja, sudah membangun banyak proyek infrastruktur di pulau Jawa dan luar Jawa. SBY mengalami post powered syndrome. Tidak rela dan puas hanya menjadi orang biasa. Dan ia melakukan sesuatu seakan-akan ia masih seorang presiden. Kasihan ya....

Dengan blusukan Jokowi ke proyek Hambalang, sekan merupakan tamparan keras bagi SBY, bahwa itulah “hasil kerja” seorang presiden selama 10 tahun yang menghabiskan uang rakyat triliunan rupiah. Saya sampai mengulang-ulang kata “triliunan”, karena bagi saya ini adalah hal tergila yang terjadi di negara Indonesia. Entah saya harus bilang apa kepada SBY (dan teman-temannya). Tour de Java SBY seakan tak berarti dengan blusukan Jokowi ke Hambalang ini. Jokowi piawai mempermalukan SBY. Dan inilah kenegarawanan sejati seorang Jokowi. Walaupun ia geleng-geleng kepala melihat proyek mangkrak dan ia tahu peninggalan siapa, namun Jokowi tidak menyalahkan presiden sebelumnya dengan melakukan curhat atau mengumbar di media sosial. Hanya dengan sindiran halus, “Ini dari uang rakyat.”

Jika di Jakarta ada Monumen Nasional, bagaimana jika bangunan Hambalang itu tidak usah dilanjutkan, kita minta Jokowi untuk menjadikan Hambalang sebagai Monumen Koruptor sekaligus sebagai makam para koruptor Hambalang. Di depan pintu masuk, tertulis “Disinilah terbaring para koruptor kelas kakap, dan di belakang adalah hasil perjuangan para koruptor senilai triliunan rupiah.”

Kita sebagai rakyat yang ikut merasa gerah dan gemas karena uang kita dipakai untuk foya-foya para elit politik di era sebelumnya, apakah hanya bisa berdiam diri, atau mau protes? Protes kemana? Semua sudah terlanjur. Hanya hati nurani yang bicara.

So... wacana ibu Ani sebagai calon presiden 2019, apakah kita akan mendukung sepenuhnya? Apa kita mau ikut-ikutan gila?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun