Mohon tunggu...
Tommy Setiawan
Tommy Setiawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pribadi

Hanya pembaca dan pemerhati. Bukan penulis. Tapi kadang-kadang menuangkan pikiran atau ide atau perasaan yang bergejolak.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ahok “Memanusiakan” Kalijodo

18 Februari 2016   12:52 Diperbarui: 18 Februari 2016   13:20 956
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Wacana gubernur DKI untuk menggusur wilayah Kalijodo membuat geger sebagian orang dan masyarakat Jakarta. Betapa tidak, Kalijodo adalah wilayah prostitusi paling “angker” di Jakarta yang bahkan tak tersentuh oleh siapa pun para pejabat pemerintah maupun aparat keamanan dalam hal ini pihak kepolisian.

Kalijodo, atau kawasan lain yang sejenis, dikonotasikan sebagai kawasan lendir. Karena memang, maaf, tempat mereka menyalurkan hasrat biologis. Di tempat itulah berkumpul para “penjual” dan “pembeli” lendir.

Mengapa tak tersentuh? Ya... semua orang pun tahu. Kalijodo, adalah tempat berputarnya uang panas dengan nilai puluhan hingga ratusan juta rupiah per hari. Belum lagi kawasan tersebut pastinya dikuasai para preman yang menjalankan bisnis “haram”nya. Bahkan pejabat RT dan RW bahkan lurah sekalipun dapat menjadi penguasa ganda di sana. Ada pula bos kawasan yang disebut germo atau mucikari yang hidup mewah dari bisnis lendir itu. Terbukti dengan mobil Lamborghini yang dimilikinya. Itu sebabnya, kawasan Kalijodo tidak tersentuh, karena yang bicara adalah ‘uang’. Kalijodo seakan menjadi periuk nasi sebagian penghuni dan penguasa.

Saya tidak akan membahas soal Kalijodo, karena saya bukan ahli di bidang bisnis lendir, dan takut salah bicara nanti golok sang preman yang bicara. Hehehehe..

Yang akan saya tulis adalah bagaimana seorang “Ahok” memperlakukan kawasan Kalijodo beserta isinya dengan cara “memanusiakan”, bahasa Jawanya, “nge-uwong-ke”. Bukan berarti mereka adalah hewan, tapi seorang Ahok, memuliakan, menaikkan derajat para penghuni dan pelaku bisnis Kalijodo, terutama para PSK, menjadi orang atau manusia yang lebih bermoral di mata masyarakat lainnya. Penghuni atau penduduk Kalijodo, dipindah ke tempat yang lebih nyaman, rumah susun disiapkan bagu mereka, terlepas nantinya harus bayar sewa atau tidak, tapi yang jelas, derajat mereka diangkat dari penghuni kawasan kumuh berlendir ke tempat terang dan bersih. Wilayah Kalijodo rencananya akan dijadikan jalur hijau atau mungkin dijadikan tempat yang lebih terhormat dan bermatabat, seperti halnya Kramat Tunggak, sekarang menjadi kawasan Islamic Center. Lebih agamis.

Ahok berencana membina para PSK dengan berbagai keterampilan sehingga kelak menjadi manusia yang  berguna yang dapat mengharumkan namanya sendiri, bukan lagi mengharumkan ‘barangnya” untuk dicicipi orang lain. Bukankan itu suatu tugas yang sangat mulia dari seorang Ahok? Makanya dia tidak takut dengan ancaman para “preman” Kalijodo yang akan ‘menghabisi’ Ahok jika berani mengutak-atik kawasan Kalijodo. Kebenaran tidak bisa dikalahkan oleh kejijikan.

Saya bukannya mau membandingkan dengan gubernur-gubernur sebelum Ahok, mengapa tidak bisa atau tidak berani “menggusur” Kalijodo? Mungkin saja karena para pejabat tersebut memang sudah “memanusiakan” para penghuni Kalijodo dengan cara membiarkan mereka tetap menjalankan bisnis mereka sambil mendapat hasil berupa rupiah bukan lendir.

Itulah yang membedakan cara “memanusia”kan Kalijodo yang dilakukan Ahok dengan gubernur-gubernur sebelumnya. Ahok tahu, Kalijodo adalah tempat maksiat dan dosa. Dan Ahok pun bukanlah malaikat, tapi juga sama orang berdosa, tapi setidaknya ia memberikan solusi agar orang-orang berdosa tidak semakin  berdosa tapi membawa kepada pertobatan. Bandingkan dengan  FPI dengan bangga membawa-bawa agama tertentu, mengatakan “maksiat” namun tetap meminta jatah dosa, dan tidak memberikan solusi pertobatan secuilpun.

Kiranya Tuhan memberkati Ahok dan juga orang-orang penghuni dan pelaku bisnis di Kalijodo, diampuni dosanya, dan dipulihkan kehidupannya menjadi orang-orang yang berarti dan berguna bagi bangsa dan negara. Dan Kalijodo menjadi wilayah agamis yang mengubahkan seluruh aspek kehidupan para penghuninya menjadi lebih berharga di mata Tuhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun