Mohon tunggu...
Tommy TRD
Tommy TRD Mohon Tunggu... Penulis - Just a Writer...

Jumpa juga di @tommytrd

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Corona Menjatuhkan, Bukan Negara Melainkan Kemanusiaan

29 Maret 2020   15:14 Diperbarui: 29 Maret 2020   15:06 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamualaikum Wr Wb

Luar biasa jika menyimak perkembangan kasus Covid-19 atau Corona di Indonesia. Mulai dari kelangkaan APD, aksi menimbun APD, harga masker yang naik drastis, kabar rumitnya birokrasi yang memperlambat penanganan medis, masih masuknya TKA asal Cina, sampai dokter atau perawat yang ditolak pulang ke rumahnya karena menangani pasien corona. Terakhir malah jenazah yang ditolak dimakamkan di kampung halamannya. Luar biasa !!!

Negara belum runtuh karena Covid-19 ini. Tapi masyarakat dan warganya sudah. Bayangkan, dalam musibah yang sudah jamak dihadapi dari Sabang sampai Merauke ini, kita malah menurunkan nilai-nilai prinsipil dari menjadi manusia. Bahkan binatang pun mungkin tidak pernah "seganas" ini dalam menurunkan nilai kebinatangannya.

Apa yang salah dari seorang dokter, perawat atau tenaga medis lain yang pulang ke rumahnya ? Melepas penat setelah bekerja mati-matian berusaha menyelamatkan nyawa orang lain. Dengan peralatan seadanya pula. Apa yang salah dengan ia pulang ke rumahnya ? Apa pekerjaannya adalah sebuah aib ? Kalau bukan lalu kenapa ? Anda takut terpapar ? Apa anda pikir seorang dokter tidak takut terpapar juga ? Anda pikir hanya anda yang boleh hidup ? Dokter boleh mati dalam pekerjaannya karena sudah disumpah ? Begitu ? Memalukan.

Kita menyambut tentara yang pulang perang dengan sorak sorai di pinggir jalan, namun seorang dokter ditolak warga saat pulang ke rumahnya sendiri. Padahal saat ini mereka para tenaga medis itulah tentara yang berperang untuk menyelamatkan banyak orang, alih-alih membunuhi mereka semua.

Lalu jenazah. Apa salah jenazah itu ? Saat ini seolah-olah jenazah yang meninggal karena Covid-19 diperlakukan lebih buruk daripada jenazah dari HIV-AIDS. Sampai ditolak dimakamkan di sana-sini. Apa anda pikir ia minta dimatikan melalui Covid-19 ? Apa anda tidak membayangkan bagaimana perasaan keluarganya ? Selama protokol penyelenggaraannya ditaati, seharusnya anda bisa menghormati itu.

Para oportunis menimbun masker untuk kemudian menjualnya dengan harga yang tidak terpikir oleh setan sekalipun. Dan Alhamdulillah tidak dari golongan yang selama ini begitu sering didiskreditkan.

Pemerintah lebih memilih untuk didukung buzzer daripada didukung rakyat banyak. Perang opini dengan para citizen dan netizen. Mulai dari obat Covid-19 sampai urusan lockdown unlockdown. Ramai dan riuh di setiap platform medsos yang ada.

Negara ini akan selalu memiliki titik jatuh dan titik bangkitnya pada periode yang berbeda-beda. Tapi menjatuhkan moral kita sendiri sebagai seorang warga negara, sebagai seorang manusia, akan meruntuhkan bangsa ini terus menerus tanpa bisa bangkit lagi. Oleh karena itu, mumpung cermin belum ikutan langka dan meroket harganya, mari bercermin. Apa yang sudah kita lakukan ini sebagai manusia ?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun