Mohon tunggu...
Tommy Maulana
Tommy Maulana Mohon Tunggu... Buruh - bebas

sebuah keyakinan diri

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Panasnya Medsos 2018 Menuju 2019

2 Juli 2018   13:11 Diperbarui: 2 Juli 2018   13:27 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata banyak yang mengerti bahwa tahun 2018 ini adalah tahunnya politik, kenapa? gelaran pilkada serentak dan panasnya mesin politik menuju pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden langsung (Pilpres) pada 2019 nanti menjadi faktor utama bahwa tahun 2018 inilah titik awal menuju tahun politik berkelanjutan.

Dampaknya bisa terlihat ketika kita melihat beragam halaman Media Sosial (Medsos) yang terus semakin panas. Karena medsos merupakan ruang terbuka yang akan terus dimainkan sebagai media komunikasi politik oleh para elite.

Lalu apa saja yang dimainkan medsos kali ini. Beragam pendapat, baik itu positif dan negatif bermuculan, bahkan sering kita jumpai perang hoak (berita bohong) yang semakin sengit terus terjadi, dan kemungkinan besar hingga ajang pilpres 2019 nanti.

Dan bagaimana penilaian masyarakat awam mengenai peranan medsos tersebut? Banyak masyarakat berpendapat masa bodo dengan hal yang terjadi di dunia politik, ada juga yang berpendapat bahwa medsos khususnya mengenai hal yang berbau politik, justru menjadi patokan bahwa info-info yang ada di medsos tersebut benar tanpa memilah siapa dibalik dalang politik yang memainkan perannya tersebut.

Penulis sedikit menilai bahwa selama perebutan kekuasaan masih berlangsung, maka cara-cara untuk menaikkan popularitas pasti akan dimainkan, salah satunya adalah sosmed. Lalu bagaimana peran pemerintah dalam mengatasi sosmed tersebut? Jawabannya hanya satu, sulit untuk dibendung, terlebih lagi cara mereka memainkan sosmed adalah dengan cara anonim mereka bukan sebenarnya, artinya orang tersebut samar dalam dunia maya.

Bahkan, semakin besar tehnologi yang berkembang saat ini, ternyata orang Indonesia punya trik-trik khusus untuk menyamarkan beragam akun medsos yang ada, artinya orang Indonesia pintar untuk menyamarkan semua akun-akunnya melalui aplikasi-aplikasi yang tersedia.  

Oleh sebab itulah perang sosmed khususnya komentar atau opini yang terus berkembang saat ini harus kita awasi bersama, sebab penulis yakin bahwa masyarakat Indonesia cerdas dalam menyingkapi semua itu. Karena kita ketahui bersama bahwa semua itu adalah sebuah akumulasi emosi dari individu kelompok yang saling berlawanan, untuk meraih kemenangan dan kekuasaan para pendonor dana elite politik.

Lalu bagaimana dampak dari pemain perang medsos tersebut? Penulis menilai bahwa individu pemain perang medsos sebenarnya tidak mengerti benar siapa yang salah dan siapa yang benar, karena mereka berhadapan tidak secara fisik, melainkan melalui dunia maya.

Tingkat kesadaran mereka semakin sensitif ketika kelompok dan pendonor dana dipojokkan dalam perang medsos tersebut. Bisa jadi tingkat sensitif individu tersebut semakin menjadi-jadi, yang pada akhirnya apa yang dikatakan kelompok atau pendonor dana itu menjadi sebuah kebenaran, tanpa memilah-milah tingkat kebenarannya.

Apalagi medsos kita ketahui merupakan dunia maya tanpa diketahui identitas sebenarnya, hal inilah yang menjadi sebuah kekuatan besar bahwa pemain medsos khususnya berperan sebagai motifator politik punya kekuatan besar untuk mengulik langsung lawan politiknya. Hal tersebut menjadi kekuatan luar biasa, bahkan individu tersebut menjadi buta politik dan semakin besar kecintaannya terhadap apa yang didukungnya.

Harapan para elite politik kepada pendukung (pemain sosmed) sebenarnya bukan merupakan balas jasa dalam perannya didunia politik, melainkan penguatan nama kepada masyarakat untuk turut serta mendukungnya dalam kontestasi kekuasaan yang nantinya akan diraih, kecuali orang-orang yang bekerja karena faktor bayaran semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun