Mohon tunggu...
Thomas Jan Bernadus
Thomas Jan Bernadus Mohon Tunggu... Penulis - A Freelance Blogger

blogger free lance

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Asyiknya Berburu Kuliner di Pasar Lama Tangerang

29 Desember 2018   22:37 Diperbarui: 29 Desember 2018   23:03 594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pusat kuliner. Iya, hampir di setiap kota, dan bukan hanya di Indonesia, pasti ada pusat kuliner atau tempat mencari makanan dan minuman khas. Kalau di Jakarta, sebut saja Pecenongan yang sudah melegenda, walaupun di Jakarta ada juga tempat mencari makanan enak selain di pecenongan.

Kampung halaman saya pun, punya pusat kuliner untuk makanan bubur Manado. Namanya adalah Wakeke. Bagaimana kota lain? Kali ini akan saya bahas adalah Tangerang.

Awal Desember, kebetulan saya ada satu pekerjaan di Tangerang, dan ke Tangerang, saya menggunakan kereta communter line. Turunnya di stasiun Tangerang dan melanjutkan dengan transportasi online ke tempat pekerjaan saya.

Ketika saya menggunakan transportasi online ini, tidak jauh dari stasiun Tangerang, saya melihat sebuah gapura dan bertuliskan Pasar Lama Tangerang, Pusat Kuliner. Bisa berburu Kuliner di sini.

Setelah selesai bertugas, beberapa hari kemudian, saya mengajak teman-teman saya untuk wisata kuliner ke Tangerang. Mereka tertarik. Saya mengajak naik kereta Commuter Line saja. Biar mudah dan murah. 

Pas Hari Minggu, kami berangkat dari Stasiun Kemayoran. Untuk ke Stasiun Tangerang, kami harus turun di Stasiun Duri dan berpindah kereta. Ongkos kereta ke Tangerang ini, hanya Rp 4.000. Murah meriah dan sudah bisa berwisata kuliner. Nggak perlu macet dan nggak perlu biaya bensin plus tol.

Sampai di Stasiun Tangerang, untuk ke Pasar Lama Tangerang ini, cukup berjalan kaki saja. Sekalian membakar kalori dong. Berjalan kaki, tidak sampai 15 menit dan sudah tiba di Gapura masuk pasar lama.

Masuk ke Pasar Lama, deretan gerobak kaki lima penjual makanan sudah berderet. Nggak cuma pedagang kaki lima yang menjual makanan. Ada beberapa restoran juga. Teman saya berhenti membeli otak-otak kepada seorang ibu dan dia bertanya, makan apa yang enak.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Penjual otak-otak menyarankan kami makan Sotomie Bogor yang tidak jauh dari tempat dia berjualan. Jarak tidak sampai 10 meter kami sudah menemukan Sotomie ini. Namanya Sotomie Kang Maman. Tempatnya ada di Gang masuk VIhara Boen Tek Bio. 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Saya dan teman saya, memesan Sotomie. Jadi, kuliner yang kami cicipi pertama adalah Sotomie Kang Maman. Usai menyantap Sotomie Kang Maman, kami melanjutkan ke gang arah Vihara Boen Tek Bio. Rupanya jalan masuk ke Vihara ini, banyak sekali penjual kue dan juga sate Babi. Nah ini!

Sate Babi Tangerang rupanya pusatnya di sini. Dan ada kurang lebih tiga penjual. Sate babi ini, sudah matang dan sudah dibungkus. Tinggal bayar dan makan sembari berjalan. Mantap bukan? Selain sate babi, ada juga roti berisi daging babi di Pasar Lama Tangerang ini. Jarang sekali ditemukan.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Usai jajan sate babi, kami sudah ingin kembali ke Jakarta. Teman saya sudah membeli beberapa jajanan. Bahkan teman saya membeli sukun yang siap digoreng. Nggak perlu repot untuk mengupasnya.

Eh iya, saya lupa di gang ke Vihara ini, saya menemukan buah Gandaria. Buah Gandaria ini dipakai untuk bumbu masak dan menambah enaknya sambal. Saya beberapa kali ke Pasar di Jakarta, jarang menemukan buah Gandaria ini. Ada juga jajanan khas Betawi yang sudah mulai langka di Jakarta, tapi bisa ditemukan di Pasar Lama Tangerang ini. Namanya Gulali. Ada juga kecap manis merek Benteng. Ini produk khas Tangerang.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Dalam perjalanan kembali ke Stasiun Tangerang, saya dan teman kemudian menemukan sebuah gerobak yang menjual Laksa Benteng. Laksa Benteng ini, merupakan makanan khas Tangerang dan hanya ada di Tangerang. Untuk makanan ini, akan saya buatkan tulisan tersendiri.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Saya pun memesan sepiring Laksa Benteng ini. Ada semacam bakmi tapi berwarna putih (ini laksanya ya), dan memakai kuah santan. Kuah santan ini lah yang enak di lidah saya. Tak menyesal memang memesan makanan khas ini. Oh iya, Laksa Benteng ini jualannya gerobak ya. Bukan di restoran.

Selesai menyantap Laksa Benteng ini, saatnya kembali ke Jakarta dengan kereta Commuter Line. Buat kamu yang ingin berwisata Kuliner ke Tangerang, bisa mampir ke Pasar Lama. Jangan kulineran di Mall ya. 

Di Pasar Lama bertebaran makanan. Tapi, kamu bisa memilih Sotomie Kang Maman dan Laksa Tangerang bagi yang ingin makanan halal. Kalau ingin masakan ada babi, silakan cicip-cicip sate Babi dan masakan babi lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun