Mohon tunggu...
Tomat Ijo
Tomat Ijo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

aku tomat,tidak suka sara,lebih suka di kebun, kadang ada dimana saja,kalo kamu apa??? jangan tanya jenis kelamin saya,pamali tau!!!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[fiksi fantasi] Kisah jaluladra dan gelang semut mirah

18 September 2014   14:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:20 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

tomat ijo [77]

“Aji rawa ing raganing geni, raksak raksak maraktak , supara samseka rangsana jaladikata, jaleskara jamsa sindaka, munculaaahh…munculaaahh….munculaaah”

Mulut komat kamit merapal mantra,perempuan bertanduk itu melemparkan bunga-bunga di atas tempayan yang berisi air. Sementara jaluladra memperhatikan dengan penuh konsentrasi, matanya tidak sedikitpun berkedip. Jaluladra adalah seorang berwajah ganteng dengan rambut seperti landak,dan kuping yang lebar, dia mempunyai tanduk di bawah dagunya. Sedangkan perempuan yang merapal mantra adalah nyai sempani, mereka itu bangsa jatra. Bagi orang-orang jatra, tanduk adalah kesucian, tiap bangsa jatra untuk yang perempuan bertanduk di atas kepala sedangkan yang laki-laki akan bertanduk di bawah dagu, bagi yang tidak bertanduk akan di bunuh karena menganggap malapetaka.

“apa yang terlihat nyai?” jaluladra memulai pembicaraan setelah nyai sempani diam memperhatikan tempayan yang berisi air.

“hhmmmm…..yaa….yaa…kutukan itu hanya bisa di hilangkan dengan gelang semut mirah” nyai sempani tak sedikitpun menoleh ke jaluladra, masih memperhatikan tempayan air hasil di bacakan mantra.

Bangsa jatra terkena kutukan tidak bisa kawin dan tidak bisa punya anak, maka bangsa jatra pun mulai resah, karena generasi berikutnya akan semakin habis.

“di mana gelang itu berada nyai? Dan apa yang harus saya lakukan?” Tanya jaluladra

“di sini tidak terlihat gelang semut mirah itu berada, yang ada hanya bukit retnip, bukit ini terletak diantara pemukiman bangsa sat dan bangsa icnuk, jika kamu ke bukit retnip, kamu akan melewati pemukiman bangsa icnuk,mereka akan membunuh siapa saja yang bukan dari bangsanya.dan memanggangnya untuk santapan makan malam.” Jawab nyai sempani panjang lebar

“saya siap melakukan nyai,walaupun nyawa taruhannya, demi bangsa jatra” kata jaluladra mantap.

“kalo kamu memang siap jaluladra,cucuku….ukhukk..ukhukk….nyai berpesan supaya kamu hati hati di jalan, nyai Cuma bisa memberimu dua helai bulu kaswari, ini kamu simpan jika sewaktu-waktu kamu butuhkan….ukhukk..ukhhuuukk.” pesan nyai sempani di sertai batuk yang mulai kumat lagi.

“baik nyai,saya akan simpan bulu kaswari ini,tapi untuk apa bulu ini nyai?” Tanya jaluladra heran

“kamu simpan saja bulu itu,nanti kamu akan tahu dengan sendirinya,di saat kamu membutuhkan”

“baiklah nyai,saya ijin pergi” tangan nyai sempani pun di pegang jaluladra dan menciumnya.

“hati-hati cucuku”

Jalulandra pun pergi meninggalkan bangsa jatra, menyusuri hutan-hutan dan bukit-bukit. Sesekali istirahat di kala kelelahan, mengambil air sungai dan meminumnya.berteduh di bawah pohon yang rindang sambil menikmati rusa panggang hasil tangkapan saat melepas lelah.

Bunyi ceracau burung-burung yang hinggap di ranting-ranting yang berembun, semilir angin berhembus menyusuri setiap sendi sendi badan. Jaluladra pun melanjutkan perjalanannya, sebentar lagi akan melewati pemukiman bangsa icnuk. Dia berjalan dengan penuh kehati-hatian.

Tiba-tiba jaluladra di kagetkan dengan mahluk bermata empat,berkaki enam dan tubuhnya belang-belang kuning hitam yang siap –siap menerkam jaluladra. Jaluladra pun ingat akan bulu kaswari yang di berikan nyai sempani, di peganglah dua bulu itu, tiba-tiba jaluladra pun seolah olah menghilang,sehingga saat makhluk itu menerkam tidak mengenai jaluladra dan menabrak pohon, jaluladra langsung mengambil kayu sebesar kepalan tangan dan langsung menusuk makhluk itu. Makhluk itu pun langsung tak berdaya.

Jaluladra pergi meninggalkan makhluk itu,dia berjalan dan sudah sampai di ujung pemukiman bangsa icnuk. Berjalan pelan dan sambil waspada. Setelah bisa masuk ke dalam perkampungan bangsa icnuk, tiba-tiba datang dari sebelah selatan serombongan bangsa icnuk, sambil membawa tombak mengejar jaluladra. Jaluladra pun lari sekencang-kencangnya melewati pohon pohon pinus, tombak-tombak saling berterbangan di atas dan samping jaluladra, kadang tombak itu menancap pada pohon.

Jaluladra di tarik oleh tangan yang begitu kuat,…… breeettttttt.

“siapa kamu?” jaluladra kaget melihat seseorang yang menarik dirinya.

“sudah kamu jangan banyak Tanya, kalo kamu tertangkap maka kamu akan di panggang oleh kelompok mereka” jawab orang itu.

Jaluladra pun baru ingat akan bulu kaswari itu,dia langsung mengambil bulu itu.

“ini kamu pegang satu, agar kita tidak terlihat oleh mereka” jaluladra tidak memperdulikan orang yang menarik tadi, dia cuma ingin orang yang menarik tadi dan jaluladra aman dari kejaran bangsa icnuk.

Bangsa icnuk pun kebingungan karena tidak melihat siapa-siapa,sudah di cari di pelosok pohon-pohon.

Maka bangsa icnuk pun kembali ke pemukimannya.

“mengapa kamu tadi menolong saya?” Tanya jaluladra

“saya tidak suka dengan kebiasaan bangsa saya sendiri yang suka membunuh pendatang tanpa bersalah, ayah saya pernah menasehati untuk tidak melakukan itu lagi,tapi ayah saya malah di bunuh, sedangkan ibu saya meninggal akibat salah sasaran tombak, saya pun akan di nikahkan paksa oleh bapak kepala dengan anaknya yang kejam, saya sangat menentangnya. Saya pun kabur Cuma saya tidak tahu harus kabur kemana?” jawab orang itu, dia bernama rumita, wajahnya cantik jelita, dengan bibirnya yang tipis, matanya yang indah dan hidungnya yang mancung.

Melihat kecantikan rumita, jaluladra pun terkesima, tanduk di dagunya pun bergoyang goyang.saat melihat keindahan tubuhnya tiba-tiba jaluladra kaget melihat gelang yang di pakai rumita, berupa ukiran semut berwarna merah ke emasan, ya……itu gelah semut mirah.

“saya jaluladra, saya ke sini sebenarnya mau ke bukit retnip, bangsa saya terkena kutukan sehingga tidak bisa nikah dan tidak bisa punya anak,sehingga saya harus dapat penangkalnya” terang jaluladra

“saya rumita,lalu apa kamu cari di sana?” Tanya rumita

“eeee…….eeeeee…..eeeee” jaluladra sudah terpikat dengan rumita,sehingga dia ragu untuk mengungkapkan keinginannya,takut rumita marah.

“kenapa kamu takut mengatakannya?apakah kamu takut aku menghalangi kamu ke bukit itu” ketus rumita

“tidak bermaksud begitu ruu….mita, saya takut jika saya mengatakannya kamu marah” jawab jaluladra

“baik lah saya tidak akan marah selama kamu tidak menyakiti aku”

“sebenarnya…eeee……yang aku cari..eee…itu gelang semut mirah yang ada di tanganmu” agak sedikit ragu ragu dari mulut jaluladra.

“gelang ini peninggalan dari ibuku, hanya orang yang menikahiku yang bisa dapat gelang ini,tapi gelang ini akan bisa berfungsi kalo yang menikahiku benar-benar aku cintai dan dia mencintai aku. Sedangkan aku belum mencintaimu.” Jawab rumita mengagetkan jaluladra

“Baiklah,aku tidak tahu bisa membuatmu jatuh cinta padaku atau tidak,tapi entah mengapa awal pertama bertemu denganmu aku sudah jatuh cinta padamu” jawab jaluladra polos

“sekarang kamu mau kemana?” Tanya rumita

“saya mau pulang ke tempat saya,bangsa jatra, sedangkan kamu sendiri mau kemana?” Tanya balik jaluladra

“entahlah.” Jawab rumita singkat

“kalo kamu mau,kamu bisa ikut aku ke tempat saya, saya akan melindungi kamu jika ada yang mengganggu kamu,walaupun taruhan nyawaku” terang jaluladra meyakinkan keamanan pujaan hatinya.

“baiklah saya mau ikut,asal kamu jangan macam-macam yah”

“siap tuan putri” canda jaluladra

Mereka pun berjalan beriringan, menyusuri hutan, kadang di saat perjalanan lelah mereka pun beristirahat, bercanda dan tawa selalu ada dalam perjalanan. Mengambil air minum untuk rumita selalu di lakukan oleh jaluladra di saat melepas lelas. Bercerita dan bercanda mereka lalui penuh keriangan, sampai lupa kalo mereka baru mengenal satu sama lain.

Entah mengapa tiba-tiba rumita merasakan ada kenyamanan dalam jaluladra, memandang wajahnya seakan melindungi dirinya dari yang mengusiknya. Cinta bisa datang kapan saja di mana saja. Ketulusan bisa meluluhkan kebekuan cinta.

“jaluladra,apakah kamu benar-benar jatuh cinta padaku,ataukah karena menginginkan gelang ini?” Tanya rumita saat bersender di bawah pohon

“tidak rumita,saya benar-benar mencintaimu setulus hatiku.saya memang menginginkan gelang itu,tapi cintaku padamu mengalahkan semua itu.” Jawab jaluladra meyakinkan

“saya juga merasakan yang sama jaluladra, saya jatuh cinta padamu” muka rumita agak merah merona.

“apakah benar yang kamu katakana rumita?bisa kamu katakan lagi rumita,takut saya Cuma salah denger atau bermimpi” sambil menepuk-nepuk pipi jaluladra sendiri

“aaahhh…kamu, ya aku mencintaimu” dengan senyum pipi merah merona.

“yeeee…..yeeeee………yeeeeeee……” jaluladra berjingkrakan gembira tak terkira, ternyata cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Berjoged ria, di sertai gelak tawa rumita yang mempesona.

*****

Akhirnya jaluladra dan rumita sampai di rumah nyai sempani, pintu di ketok ketok oleh jaluladra.

“nyai…nyai…..buka pintunya” pinta jaluladra

Pintu di buka oleh nyai sempani yang tergopoh gopoh.

“silakan masuk” nyai sempani mempersilakan masuk tamunya yang di bawa jaluladra.

“ini siapa jaluladra?apakah tugas kamu sudah berhasil?” Tanya nyai sempani

Jaluladra pun menjelaskan panjang lebar siapa rumita,orang yang menolongnya saat suku icnuk mengejarnya, orang yang membuat jaluladra jatuh cinta, dan yang paling penting, ternyata gelang yang di pakai rumita adalah gelang semut mirah sebagai penghilang kutukan yang selama ini di alami oleh bangsa jatra. Jaluladra pun menjelaskan kalau mereka saling mencintai. Dan gelang ini akan bisa berfungsi kalau mereka berdua menikah.

Nyai sempani berfikir keras,menimang nimang keputusannya

“baiklah jaluladra,saya menyetujui jika kalian menikah,tapi sebelumnya kumpulkan semua bangsa jatra, apakah mereka setuju kalian menikah” jawab nyai sempani

“baik nyai sempani,saya akan mengumpulkan mereka di sini, tapi saya juga ada permintaan nyai, jika saya menikah dengan rumita,dan mempunyai anak, saya minta tidak di bunuh jika anaknya tidak bertanduk”

Rumita kaget mendengar perkataan jaluladra, “saya tidak ingin anak saya di bunuh,apapun keadaannya, jika itu terjadi saya akan pergi dan tidak akan mencintai suami saya, dan itu akan kembali lagi kutukan tersebut”

“baiklah cucuku, nyai akan merubah tradisi kita, kita akan menyampaikan ke semua bangsa jatra, kalo tradisi buruk itu tidak akan terulang lagi, demi masa depan generasi kita,demi melepas kutukan itu”

Jawab nyai sempani menyanggupi.

Besok hari nya semua orang bangsa jatra berkumpul, mendengarkan pidato sang ketua dari bangsa jatra yaitu nyai sempani.

Di perkenalkanlah rumita kepada bangsa jatra, semua pada memandang rumita yang memang rupawan wajahnya. Wajah cantiknya membuat bangsa jatra terpesona.

Nyai sempani menceritakan kalo bangsa jatra akan bisa lepas dari kutukan jika rumita yang punya gelang semut mirah mau menikah dengan orang yang di cintainya,dan memakaikan gelang tersebut ke suaminya, dan rumita sudah memilih kalo orang yang di cintainya yaitu jaluladra.

semua bangsa jatrapun setuju kalo wanita cantik jelita itu menikah dengan jaluladra. Mereka pun ingin melepas kutukan yang selama ini membelenggu mereka.

“nikaahhh….nikaahhhh” sorak sorai bangsa jatra

“tenang…tenang dulu saudaraku, ada satu permintaan yang harus kalian turuti, yaitu kita tidak lagi melakukan tradisi membunuh jika anak yang di lahirkan tidak mempunyai tanduk” nyai sempani menerangkan pada bangsa jatra

“setuuujuuuuuuuu……..setuuuujuuuuuuu…….” tiba tiba bangsa jatra kompak tanpa di komando siapapun.

Akhirnya jaluladra dan rumita melangsungkan pernikahan dengan megah, dengan tarian-tarian bangsa jatra dan pesta-pesta.

Gelang di sematkan di tangan jaluladra oleh rumita,dan jaluladra pun mencium kening rumita, kutukan itupun kini sirna.

Hari-hari berikutnya banyak yang mendapatkan pasangan dan ingin di nikahkan.

Jaluladra dan rumita pun bahagia walaupun mereka berbeda bangsa.

jangan lupa kunjungi karya fiksi fantasi yang lainnya di sini

Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun