Mohon tunggu...
Muhammad Fatkhurrozi
Muhammad Fatkhurrozi Mohon Tunggu... Insinyur - fantashiru fil ardh

Pengamat politik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menggagas Gerakan Islam Toleran

10 Desember 2016   08:00 Diperbarui: 10 Desember 2016   08:29 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerakan Islam toleran, yang mungkin antitesa dari Islam radikal, nampaknya kini semakin mendapat tempat di hati khalayak, terlebih-lebih di kalangan pegiat dunia maya (dumay). Sebagai gerakan yang mencita-citakan ‘keharmonisan’ ummat beragama, GIT diharapkan mampu menangkal arus Islam “sumbu pendek” yang kerap meresahkan kebhinekaan. Oleh karenanya, GIT harus punya rancangan yang tidak boleh kalah canggih dari Islam radikal.
----

GIT harus gerakan yang berlandaskan dalil-dalil syar’i yang kuat dan tidak mudah dipatahkan. Ide Islam toleran harus punya landasan yang kokoh yang berpegangan pada kitab-kitab ulama terdahulu yang mu’tabar (kitab kuning) hasil karangan ulama yang ilmunya bersambung hingga Rasul SAW. Dasar-dasar pemikiran GIT tersebut tertuang dalam kitab yang mutabannat (baku) untuk seluruh dunia yang dapat di-download di situs resmi GIT.

GIT harus dimotori oleh ulama kelas berat sekaliber Hasan Al Banna, Taqiyuddin An-Nabhani, Hasyim Asyari, Ahmad Dahlan, Muhammad bin Abdul Wahhab,s dsb yang betul-betul ikhlas lillahita’ala memotori gerakan Islam toleran. Ulama yang kharismatik, dicintai ummat, tidak takut celaan orang yang suka mencela. Ulama tersebut harus memulai perjuangan dari keterasingan, menuai kebencian dari penguasa dzalim, hingga menghadapi banyak fitnah oleh ‘harokah’ toleran lainnya.

GIT harus punya kepengurusan di beberapa negara, karena toleransi, bagi mereka, adalah ide yang harus dimiliki dunia, harus dapat menebar rahmatanlil’alamin. Dalam suatu negara, GIT bisa saja punya kepengurusan berjenjang, dari DPP hingga pengurus ranting selevel kecamatan. Pada level kampus, GIT dapat berbentuk gerakan chapter-chapteran.

Pendanaan GIT haruslah indepeden. Tidak boleh ada pemilik modal dari kalangan Islam-lainnya yang menjadi ‘sponsor’ agar fikrah gerakan itu dapat terjaga. Bila ada orang yang menitipkan dana, harus ditolak dengan cara halus.

GIT juga harus beranggotakan orang-orang yang bersih hatinya dan tidak mudah tergoda dunia. Anggota dibina dalam suatu halaqoh yang bisa saja diadakan di masjid-masjid kampus maupun masjid masyarakat. Halaqoh tersebut haruslah punya aturan yang ketat. Misalnya, keterlambatan di atas 15 menit saja tidak dapat izin untuk mengikuti halaqoh. Anggota GIT haruslah orang yang mampu berbaur dan mampu menjaga hubungan baik dengan masyarakat, bersabar dalam menyampaikan ide-idenya, dan tidak mudah terpengaruh ide-ide ‘rusak’ di tengah-tengah ummat. Mereka harus menempa kualitas diri dengan membaca buku berkualitas, mengamati kondisi ummat sehari-hari, hingga mengikuti kajian rutin di masjid kompleks. Mereka tidak boleh terpaku pada aktifitas di medsos saja, mereka harus bergerak di dunia nyata. Jika ditemukan serangan atau fitnah terhadap GIT di medsos, aktifis Islam toleran haruslah berani untuk mengajak kopdar si penyerang tadi hingga tuntas masalahnya.

Kesalehan anggota GIT juga harus dijaga. Sholat 5 waktu sudah amalan biasa. Sholat sunnah, mulai dari sholat duha hingga bangun di sepertiga malam terakhir tidak boleh lupa. Puasa senin kamis, tadarrus, dan tahfidz juga perlu dijaga.

Setiap tahun, GIT harus membuat acara kolosal yang mengundang seluruh ummat untuk dicerdaskan tentang ide-ide Islam toleran. Tema yang diambil bisa seputar “Hidup sejahtera di bawah naungan Islam Toleran” atau “Perubahan besar dunia menuju Islam toleran”. Karena kolosal, Gelora Bung Karno adalah tempat langganannya. Peserta dihadirkan dengan cara kontak-kontak yang massif. Calon peserta harus disadarkan dulu tentang urgensi penegakkan Islam toleran. Hingga dari kesadaran tersebut, peserta mau membayar untuk hadir. GIT memahami, bahwa gerakan yang diisi oleh orang-orang bayaran tidak akan menghasilkan kemuliaan. Acara tesebut harus sukses dana, sukses acara, sukses opini, dan sukses peserta.

------

Demikian sekelumit ide-ide sederhana tentang menggagas GIT. Masih banyak ide-ide lain yang belum tertuang. Silahkan ditambahkan sendiri.  : ) 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun