Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Saat Steve Jobs Murka pada John Sculley

15 September 2016   15:00 Diperbarui: 15 April 2019   14:15 524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar (charlieoliver.me)

Ada potongan kisah yang cukup menarik dalam sejarah perusahaan Apple. Yaitu keluarnya Steve Jobs, yang notabene adalah salah satu pendiri murni perusahaan tersebut. Bagaimana mungkin seseorang keluar dari perusahaan yang didirikanya? Namun itulah yang terjadi pada Steve. Saat itu Steve Jobs berseteru dengan John Sculley, CEO Apple yang ironisnya ditunjuk langsung oleh Steve untuk memimpin Apple. Karena perbedaan pandangan dan perseteruan internal maka pada tahun 1985, secara tak langsung, Steve Jobs pun dipecat dari perusahaanya sendiri. Tentu dengan suara dewan direksi.

Pada tulisan ini saya tidak bermaksud membahas lebih jauh sejarah Apple, atau kehidupan Sculley dan Jobs. Saya hanya tertarik pada pernyataan Steve Jobs saat dia berang dan mengkritik Sculley sebagai pimpinan yang tak memahami produk dan hanya mementingkan pasar. Memang sebelum direkrut Steve Jobs, John Sculley adalah petinggi di perusahaan Pepsi-Cola yang berhasil melambungkan nama perusahaan tersebut dengan strategi marketingnya.

“Apa kau seumur hidupmu hanya ingin mengurus minuman bersoda, atau mengubah dunia?” tanya Jobs , yang membuat Sculley akhirnya memutuskan meninggalkan Pepsi-Cola.

Rupanya gaya dan kemampuan Sculley saat memimpin Pepsi-Cola terbawa hingga ke Apple, di mana dia begitu fokus pada strategi marketing dan bukan produk. Sangat bertolak belakang dengan Steve yang tak percaya dengan strategi marketing dan riset pasar.

“Konsumen tidak tahu apa yang mereka inginkan, sampai kita menunjukan kepada mereka, apa yang mereka inginkan,” ujar Steve Jobs yang terilhami pernyataan Henry Ford, ”Jikalau saya tak menciptakan mobil, maka mereka akan meminta kuda yang lebih cepat.”

Kasus ini jadi membuat saya berpikir, agar sebuah perusahaan mampu menempatkan orang-orang pada posisi yang tepat. Bayangkan jika Sculley tetap dipaksakan memimpin Apple, mungkin saat ini perusahaan tersebut hanya tinggal nama. Bukan karena Sculley bodoh atau tak punya kemampuan leadership, tapi ini lebih kepada karakternya yang lebih condong sebagai seorang marketeers, bukan creator yang menciptakan sebuah produk.

Untuk melengkapi tulisan ini saya pun coba melakukan pengamatan sederhana, tipe dan karakter orang-orang dalam dunia kerja. Berikut beberapa di antaranya:

Pertama, mereka yang lebih mudah memahami produk di bandingkan manusia. Orang begini biasanya cocok di tempatkan dalam divisi inspeksi, auditor, inovator, hingga bagian riset & development dalam sebuah perusahaan. Orang dengan tipe ini bisa sangat betah berlama-lama memandangi sebuah produk, memeriksa tanggal kedaluwarsanya, memperhatikan desain, display, warna, dan segala sesuatu yang melekat pada produk tersebut. Orang di wilayah ini, sama seperti Steve Jobs, dikaruniai sifat perfeksionis, memahami detail, teliti dan sabar.

Kedua, mereka yang 'benci' produk tapi suka berhubungan dengan manusia. Dulu saya pernah bekerja di sebuah perusahaan yang ada divisi trainingnya. Si orang tersebut suka sekali memotivasi orang dan membangkitkan semangat melayani peserta training agar maksimal saat melayani konsumen. Tapi dia sendiri tidak suka jika langsung terjun dan mempraktikkan apa yang dia ajarkan. Dia bukan tipe pemain, tapi tipe pelatih.

Ibarat dunia bisnis, orang begini tidak suka berjualan di pasar, menunggu dagangan di lapak, tapi sangat suka membahas strategi marketing, membaca berbagai model bisnis, membeli buku-buku sales and promotions strategi dan lain sebagainya. Mereka lebih suka mengajar, yang pada intinya berlama-lama berhubungan dengan manusia, bukan dengan produk. Orang dengan tipe ini bisa juga mengisi posisi customer service yang dengan sabar menjawab setiap pertanyaan konsumen.

Tipe seperti ini juga sangat dibutuhkan, karena sumber daya manusia adalah salah satu aset terpenting perusahaan.Ini juga bukan soal yang satu lebih baik dari yang lain, ini hanya soal perbedaan tipe dan karakter seseorang dalam dunia kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun