Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ganjar Pranowo Capres Potensial, Jalan Tengahnya Aristoteles

1 Agustus 2022   11:14 Diperbarui: 1 Agustus 2022   11:21 1051
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sambil jalan ke kantor saya mendengarkan ngaji filsafatnya Dr Fahruddin Faiz tentang pemikiran Aristoteles mengenai keadilan dan negara. Aristoteles memaparkan  3 jenis pemerintahan dan tiap sistem pemerintahan punya jebakan.

Pertama Monarki, yaitu sistem kerajaan. Dari rule by one bisa beralih ke rule for one.Inilah yg dimaksud tirani, semua hukum dan perintah hanya untuk melayani sang pemimpin seorang.Yg kedua adalah Aristokrasi dimana pemerintahan dipegang sekelompok kecil orang  yaitu kaum bangsawan.

Jebakannya adalah, dari rule by the best bisa jadi rule for the few.Inilah yg disebut oligarki.Semua peraturan untuk keuntungan segelintir orang.Istilah yg ramai dibicarakan pengkritik pemerintah saat ini karena ambang batas capres saat ini minimal 20 persen.Sehingga dianggap mempersulit orang lain untuk mengajukan diri jadi calon Presiden.

Lanjut..yang ketiga adalah demokrasi seperti indonesia saat ini.Kalau tidak salah ingat, Plato juga kurang setuju dengan demokrasi karena semua orang jadi bisa ngomong, masakan pendapat profesor disamakan dengan pendapat orang awam.Tentu bagaimanapun profesor lebih ahli dibanding orang awam, namun karena semua orang bebas mengemukakan pendapat, jadilah semua pendapat boleh didengarkan.Disinilah letak keberatan Plato.

Lanjut..jebakan demokrasi menurut Aristoteles adalah rule by the many yg akhirnya berujung mob rule yang artinya everyone for themselves, jadi semuanya dilakukan semata-mata untuk kepentingan orang tersebut..contoh, buruh yg tak perduli betapa kesulitannya pengusaha di masa covid 19.Tapi karena tekanan buruh gubernur nekad naikin UMR/UMP. 

Untuk istilah mob rule saya harus baca lebih banyak lagi, tapi untuk sementara yg saya tangkap artinya adalah tekanan massa.Dimana kedepan, keputusan dan peraturan dilahirkan dari tekanan orang banyak.Dan hal itu mulai terlihat beberapa tahun belakangan ini.

Padahal keputusan terbanyak belum tentu melahirkan keputusan terbaik, inilah kelemahan demokrasi yg dilihat Aristoteles.Maka sebenarnya keinginan sekelompok orang yang ingin merubah sistem negara Indonesia tidaklah relevan.

Mengganti sistem negara tidak menjamin permasalahan sosial maupun hukum di negeri ini selesai. Sebab yang Perlu diperbaiki adalah moral manusianya bukan mengutak-atik sistemnya.

Ganjar Pranowo Jalan Tengah Aristoteles

Maka untuk memperbaiki kondisi negara ini diperlukan sebuah kebajikan bukan sistem. Tentu kebajikan akan melahirkan sistem yang baik, tapi sistem yang baik dapat dihancurkan oleh manusia sehingga tujuan baik itu tidak tercapai.

Menurut Aristoteles, salah satu filsuf besar Yunani, kebajikan itu adalah Jalan Tengah. Contoh misalnya, hemat adalah Jalan Tengah di antara boros dan pelit, loyal adalah Jalan Tengah antara fanatik dan pengkhianat, berani adalah Jalan Tengah antara nekat dan takut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun