Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Berkunjung sebagai Cendekiawan, Kunjungan Jokowi ke Rusia Tergolong Sukses

3 Juli 2022   08:23 Diperbarui: 3 Juli 2022   08:28 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Kompas.com

Entah kenapa banyak orang berpikir bahwa ketika presiden Jokowi bertemu dengan Vladimir Putin perang di Ukraina wajib langsung berhenti. Bagi saya itu adalah ekspektasi yang tidak rasional.

Bahkan kalaupun Putin menghentikan perang itu tidaklah terjadi seperti membalikkan telapak tangan, ada proses penarikan pasukan, jaminan keamanan pasukan Rusia yang mundur dari Ukraina, dan pemenuhan kesepakatan antara Rusia dan Ukraina.

Maka tidak rasional kalau kita berharap kedatangan Jokowi ke Rusia langsung menghentikan perang. Tapi tidak fair juga kalau menganggap kunjungan Jokowi ke Rusia gagal. Buat saya kunjungan Jokowi ke Rusia justru bisa dikatakan sukses besar.

Mengapa demikian? Kita bisa melihat dari cara Vladimir Putin menyambut Jokowi. Jika para pemimpin dunia sebelumnya dijamu dengan Meja Panjang, Jokowi disambut dengan meja kecil sebagai simbol keakraban dan keramahtamahan Rusia pada Jokowi.

Hal ini karena Jokowi berkepala dingin dalam menghadapi Gejolak yang timbul sebelumnya. Seperti kita tahu Konferensi Tingkat Tinggi G20 akan diadakan di Bali pada bulan Desember nanti. Masalah muncul karena para pemimpin Eropa dan Amerika mengancam tidak hadir kalau Putin turut hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi itu.

Para pemimpin Eropa dan Amerika berdalih tidak ingin duduk semeja dengan Putin karena perang yang dilakukannya di Ukraina. Jokowi tidak merespon apapun Sampai akhirnya dia melakukan kunjungan ke Ukraina lalu ke Rusia.

Inilah yang saya sebut dengan kecendekiawanan Jokowi. Banyak orang meremehkan, kok Jokowi mengunjungi presiden Volodymyr Zelenskyy lebih dulu? Dan bukan langsung menghadap Vladimir Putin. Inilah kesuksesan Jokowi yang tidak dapat dilihat banyak orang.

Pertama, Jokowi adalah presiden yang gemar mengkomunikasikan pesannya secara simbolik. Maka saat dia mengunjungi Ukraina terlebih dahulu, melihat korban serangan Rusia, Jokowi ingin menegaskan pada Putin bahwa dia tidak datang dengan informasi yang sekedar "katanya" atau Berdasarkan informasi dari media saja.

Jokowi sudah melihat sendiri bagaimana dampak serangan Rusia di Ukraina. Sehingga Putin tidak dapat berdalih bahwa yang mereka Serang hanyalah pangkalan militer atau pusat senjata biologis Amerika, seperti yang sering didalihkan oleh Putin selama ini. 

Maka saat berhadapan dengan Putin, posisi Jokowi sangat kuat. Di sisi lain Kenapa Jokowi mengunjungi Putin dan Zelenskyy, adalah dengan harapan bahwa kiranya kedua pemimpin tersebut dapat datang ke Indonesia pada saat KTT di Bali nanti. Seperti kita tahu sejak perang dimulai Zelenskyy dan Putin belum pernah bertemu.

Kedua, banyak orang tidak mengerti kok Jokowi malah bahas pangan dan pupuk? Mereka tidak paham bahwa Jokowi membawa sebuah misi bak pedang bermata dua. 

Di satu sisi misinya adalah untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina, tapi di sisi lain ada misi untuk kepentingan nasional. Untuk apa kunjungan kenegaraan Kalau tidak ada kepentingan nasional yang diperjuangkan?

Itulah Jokowi yang cendekiawan. Dan memang tidak semua orang pemikirannya sampai sejauh itu. Ibarat memahami langkah Grand Master di atas papan catur di mana orang awam pasti sulit mengerti.

Maka isu pangan sangat penting di sini. Isu pangan penting untuk Ukraina, isu pangan penting untuk Eropa, isu pangan bahkan sangat penting untuk Indonesia. Jokowi berbicara dalam kapasitasnya sebagai cendekiawan bukan politisi seperti pemimpin Eropa yang datang pada Putin.

Itu kenapa Putin sangat senang bertemu dengan Jokowi. Harapannya lewat isu pangan ini hati dari Vladimir Putin tersentuh dan dia menyadari betapa besar dampak perang yang ditimbulkannya bagi kemanusiaan.

Yang mengecam Putin sudah banyak, yang menekan Putin Untuk menghentikan perang sudah banyak, yang memerintahkan Putin untuk menyetop perang sudah banyak. Dan semua tidak berhasil. Maka Jokowi melakukan komunikasi yang berbeda yaitu melalui isu pangan.

Ketiga, Jokowi berhasil mencitrakan diri sebagai pemimpin yang inklusif. Yang artinya adalah pemimpin yang merangkul. Jokowi juga berhasil menjadi pemimpin yang kontributif, pemimpin yang menyumbang manfaat bagi semua pihak. Kunjungannya bermanfaat untuk Ukraina, bermanfaat untuk Eropa bahkan bermanfaat untuk Rusia dan Indonesia itu sendiri.

Bukankah ini adalah dua ciri dari seorang cendekiawan? Inilah yang dibawa oleh Presiden Jokowi. Tidak pandang Rusia negara besar, Jokowi menggendong Indonesia tanpa rasa inferior. Ide harus menang dari organisasi, maka tidak peduli seorang diri, Jokowi maju untuk menyampaikan gagasan perdamaian pada Putin.

Maka sejauh ini saya katakan kunjungan presiden Jokowi terbilang sukses. Maju terus Indonesia di bawah pimpinan Presiden Jokowi.Salam..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun