Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Di Dalam Gaji Kita, Sudah Termasuk "Dicaci-Maki" Atasan

4 Mei 2021   22:54 Diperbarui: 4 Mei 2021   23:20 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar pixabay

Kalau kita menerima dengan lapang dada bahwa dalam sebagian gaji kita itu memang untuk dimarahin atasan, untuk datang ke kantor setiap jam delapan, hingga pulang larut malam jika diperlukan, maka akan banyak hal tidak mengenakkan terasa wajar.Kalau sudah begitu kita bisa memilah mana yang perlu dikeluhkan dan mana yang sejatinya resiko pekerjaan.

Ketiga, atasan itu memang dibayar untuk marah-marah.Apalagi yang jabatannya sudah dalam level top management, juga sudah puncak pimpinan, pemilik perusahaan menunjuk orang-orang tersebut untuk memimpin pasti karena ada sebabnya.

Dalam beberapa perusahaan ada batas yang jelas antara jabatan level karir dan level politis.Level manager bisa dikatakan masih level karir.Seseorang yang bekerja keras dan punya prestasi bisa jadi mengisi posisi ini.

Tapi beberapa tingkat di atas manager mungkin sudah jabatan politis.Pemegang saham atau owner bisa saja menunjuk anak seorang yang berpengaruh, hingga anak sang pemilik untuk memimpin perusahaannya.

Dan orang dengan level demikian tidak dibayar untuk banting tulang, berkeringat di jalanan, hingga rapat hingga larut malam untuk memajukan perusahaan.

Mereka dibayar, ya untuk membuat kita sebagai bawahannya bekerja keras untuk memenuhi ambisi perusahaan.Dengan jabatan setinggi itu tugas mereka hanya memastikan bahwa roda perusahaan dapat berjalan dengan maksimal.

Maka hal itu tak jarang diekspresikan dengan kemarahan.Memang mereka dibayar untuk marah-marah.Siapa yang dimarah? Ya kita sebagai bawahannya.

Apa maksud dari semua ini? Maksudnya adalah mewajarkan apapun beban dan tantangan yang masih ada dalam konteks pekerjaan.

Kalau kita dimarahin dalam konteks pekerjaan itu adalah hal yang wajar.Sebab di dalam gaji kita sudah termasuk dimarahin atasan.Dan di dalam gaji para atasan sudah termasuk untuk memarahi kita sebagai bawahan.

Maksud tulisan ini adalah, agar kita memiliki perspektif yang lebih luas dalam memandang resiko pekerjaan.Salah satunya adalah meletakkan amarah atasan dalam spirit profesionalitas saja, tidak menaruhnya di hati terdalam agar tidak baper, sakit hati, hingga berujung dendam...

Sekian dulu ya...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun