Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi Presiden Powerfull, Anies Baswedan Sebaliknya

20 Maret 2021   09:21 Diperbarui: 20 Maret 2021   13:37 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar cnn indonesia

Walaupun ada dalam jabatan serta denominasi kekuasaan yang berbeda, Namun kita tetap bisa membandingkan mana kerja-kerja yang substansial dan tidak. Kita bisa melihat bagaimana Presiden Jokowi membangun proyek-proyek yang berdampak, dan kita bisa melihat bagaimana Anies Baswedan membangun proyek-proyek yang semrawut.

Tentu kita miris melihat bagaimana banjir di Jakarta baru-baru ini. Banjir karena proyek normalisasi yang sudah dieksekusi oleh Ahok dihentikan begitu saja. Bayangkan seandainya Presiden Jokowi melakukan hal yang sama. Misalnya proyek jalan tol di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang baru selesai setengah dihentikan begitu saja. Bisa dibayangkan betapa banyaknya proyek menggantung dan kerugian negara.

Hal-hal semacam itu tidak pernah masuk di benak Anies Baswedan. Itu kenapa saya sebut kepemimpinan Anies Baswedan adalah sebuah kesesatan dalam tanda kutip. Karena Anies Baswedan tidak meneruskan warisan para pendahulunya. Karena Anies Baswedan tidak memimpin dalam blueprint besar para pemimpin Jakarta terdahulu.

Anies Baswedan keluar dari gambar besar program Jakarta yang sudah dirancang para bapak-bapak Jakarta terdahulu. Untuk itu sebaiknya Anies Baswedan banyak belajar dari Presiden Jokowi. Kepemimpinan Jokowi sukses bukan karena dia lebih pintar dari Anies Baswedan.

Tapi Jokowi mengikuti spirit pembangunan Para founding fathers Indonesia. Jokowi tidak membuat imajinasi sendiri. Tapi Jokowi melihat negara maju dan apa yang mereka lakukan. Lalu Jokowi pun meniru dan menerapkannya di Indonesia. Itu kenapa kepemimpinan Jokowi begitu Powerful.

Jalan jalan tol dibangun tanpa hambatan, penggusuran lahan dilakukan tanpa konflik dengan masyarakat, Bendungan dijadikan untuk masa depan pertanian. Jika kita bandingkan dengan program Anies Baswedan dalam konteks Jakarta sangat jauh.

Program DP rumah 0% yang sangat berantakan. Bagaimana mungkin rumah DP 0% yang tadinya ditujukan untuk rakyat miskin, namun syaratnya harus memiliki gaji minimal 14 juta. Siapa yang mau memiliki rumah susun dengan luas yang sangat kecil Kalau sudah punya gaji 14 juta.

Ahok sudah memperingatkan membangun rumah DP 0% untuk rakyat miskin itu mustahil. Ahok malah membangun Rusun lalu rakyat miskin bisa menempatinya sampai kapanpun tidak ada batasnya. Rakyat yang tidak mampu cukup membayar sewa nya saja.

Lalu kita lihat lagi program mengecat atap rumah, jujur saya pribadi tidak mengerti apa fungsi program seperti ini. Sangat kekanak-kanakan dan menghambur-hamburkan uang. Ini yang membuat kepemimpinan Anies tampak tidak berwibawa.

Karena tidak ada ketegasan, tidak ada amarah melihat begitu banyak penyelewengan. Tidak ada amarah melihat begitu banyak perilaku korup di Jakarta. Tidak ada amarah melihat begitu banyak pelanggaran hukum. Tidak ada amarah melihat rakyat menderita.

Kepemimpinan Anies tampak tidak berwibawa, karena program kerja yang dilakukannya tidak menghapuskan penderitaan masyarakat. Coba lihat Bagaimana dana yang hampir 1 triliun dikeluarkan untuk penyelenggaraan Formula E, namun balapannya sampai hari ini terus ditunda dan uangnya tidak bisa kembali. Lebih mirisnya masyarakat tidak tahu kemana uang itu dikirim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun