Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tak Punya Peluang Jadi Presiden, Alasan AHY-SBY Digoyang

5 Maret 2021   15:06 Diperbarui: 5 Maret 2021   15:11 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar tempo.co

Cukup membingungkan melihat alasan Susilo Bambang Yudhoyono  mempertahankan Agus Harimurti menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Sementara di satu sisi Agus Harimurti tidak punya peluang untuk menjadi calon presiden.

Argumen di atas tampaknya adalah pemikiran para kader yang mendukung diadakannya kongres luar biasa Partai Demokrat. Jika bukan karena faktor diatas tentu tidak ada alasan bagi para kader untuk mengganti Agus Harimurti Yudhoyono sebagai ketua umum. Memang tidak jelas kemana arah Partai Demokrat di bawah kepemimpinan Agus Harimurti.

Sejauh ini Agus Harimurti Yudhoyono tidak mampu membawa perubahan progresif di tubuh partai. Maka permasalahan utama demokrat ada pada ketokohan sang ketua umum.

AHY dinilai tidak punya nilai jual, lagipula seperti yang dinyatakan kader senior, AHY adalah orang asing yang tiba-tiba ditunjuk menjadi ketua umum setelah kalah dalam pilgub DKI Jakarta di tahun 2017.

Ada alasan yang cukup kuat Kenapa para kader Demokrat menolak kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono. Selain tidak memiliki Kharisma dan ketokohan yang mampu mengerek suara Partai Demokrat dalam pemilihan presiden di tahun 2024, kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono dinilai juga tidak jelas. Sejauh ini Agus Harimurti Yudhoyono tidak membawa partainya menjadi oposisi atau koalisi pemerintah yang clear.

Para pemilih pun dibuat bingung, apa yang menjadi alasan kuat bagi kita untuk mencoblos kader-kader dari Partai Demokrat. Sebab secara posisi kita tidak tahu mereka ini kanan atau kiri. Konservatif atau liberal. 

Padahal sejatinya, sebagai tokoh muda yang belum memiliki sepak terjang dalam jabatan publik di Indonesia, Agus Harimurti hanya punya pilihan untuk menjadi koalisi Presiden Jokowi.

Tidak ada jalan lain. Agus Harimurti Yudhoyono tidak boleh disamakan dengan Prabowo Subianto. Prabowo Subianto memiliki basis massa yang sangat banyak. Pendukungnya juga termasuk fanatik dan loyal. Terbukti sampai sekarang para pendukung Prabowo tetap setia memberi suaranya dalam berbagai hasil survei. Prabowo masih berada dalam urutan teratas hasil survei berbagai lembaga.

Seandainya saja Agus Harimurti Yudhoyono merapat pada barisan Presiden Jokowi. Tentu kepemimpinannya tidak akan digoyang. Kita bisa melihat hal yang sama dilakukan partai Gelora yang didirikan Fahri Hamzah, partai solidaritas Indonesia, Partai Nasdem, partai-partai baru ini Setia ada di sisi Jokowi. Dampaknya suara mereka turut terangkat dalam pemilihan umum.

Lagi pula Apa sih untungnya menjadi pihak yang abu-abu. Maka sejauh ini bisa disimpulkan bahwa Agus Harimurti Yudhoyono tidak punya pemikiran yang visioner. Tidak adanya pemikiran yang mampu menempatkan para kader dalam rasa nyaman dan optimisme akan masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun