Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Risma Mensos Rasa Capres dan Cagub, Anies Tanpa Peluang di Tahun 2024?

20 Januari 2021   21:24 Diperbarui: 20 Januari 2021   21:31 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar tribunnews.com

Baru beberapa pekan menjabat sebagai Menteri Sosial, Risma langsung mendapat banyak kritik pedas dari berbagai tokoh. Perlu digarisbawahi yang mengkritik banyak yang mendukung juga banyak. Sebab walikota Surabaya tersebut memang mempunyai prestasi yang bagus sehingga jumlah penduduknya juga tidak sedikit.

Itu kenapa penunjukan Risma sebagai Menteri Sosial tidak bisa dipandang Naif. Kita tidak bisa begitu saja dengan polosnya menganggap bahwa posisi Menteri Sosial hanyalah usaha Presiden Jokowi memperbaiki kementerian yang ingin dibubarkan oleh almarhum Gus Dur tersebut. Suka tidak suka kita harus mengakui bahwa ada intrik-intrik politik dalam penunjukan Risma sebagai Menteri Sosial.

Kalau kita melihat gambar besar dan gulungan kejadiannya, kita bisa melihat skema apik yang terkesan natural yang coba dijahit oleh partai penguasa saat ini lewat campur tangan Presiden Jokowi. Saya tekankan bahwa tulisan ini adalah sepenuhnya opini yang bisa saja benar ataupun salah.

Sekarang mari kita lihat gulungan kejadian yang mengarah pada usaha menjaga kejayaan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan lewat pilgub DKI Jakarta dan pilpres di tahun 2024.

Seperti kita tahu PDIP pernah membuat blunder ketika kalah dari partai Gerindra yang mencalonkan Anies Baswedan.Saat itu PDIP mencalonkan Ahok, namun sayangnya Ahok harus kalah dalam pilgub DKI Jakarta di putaran kedua. Tentu Kejadian ini membuat PDIP merasa sangat dirugikan. Andai saja PDIP maupun Ahok tidak terlalu percaya diri pasti mereka akan lebih terkonsep dalam membentuk citra Ahok.

Hanya saja mereka terlena dengan gebrakan Ahok yang apa adanya. Kontroversi kemarahan hingga ucapan Ahok dibiarkan sebagai nilai jual yang ternyata tidak cukup kuat merebut mayoritas suara Warga Jakarta. Pada akhirnya Warga Jakarta menginginkan gubernur yang yang tidak menciptakan kegaduhan. Walaupun sejatinya kegaduhan yang diciptakan Ahok berimbang dengan kinerja nya yang baik dan program-programnya yang memperbaiki kehidupan rakyat miskin.

Terlepas daripada itu semua, King Maker atau yang menjadikan Anies Baswedan menjadi sosok yang diperhitungkan setelah diganti Jokowi sebagai Mendikbud, yaitu Prabowo Subianto, sudah menaklukkan diri atau ditaklukan oleh Jokowi. Maka Anies Baswedan nyaris tidak memiliki otak di balik layar untuk membuat dirinya mampu bersaing dalam pemilihan presiden tahun 2024.

Masalahnya dalam aturan yang baru tentang Pilkada serentak, pemilihan Gubernur DKI Jakarta yang harusnya dilaksanakan di Tahun 2022 ini akan dilaksanakan di tahun 2024. Maka Anies Baswedan akan menganggur selama 2 tahun karena selama kekosongan tersebut Jakarta akan dipimpin oleh pelaksana tugas sementara.

Inilah kerugian politik yang dialami Anies Baswedan. Anies Baswedan tidak bisa unjuk gigi karena selama 2 tahun dia tidak punya panggung untuk mempertahankan atau memperbaiki citranya. Apalagi Anies melakukan beberapa blunder dengan program-program yang tidak substansial. Kita tahu bahwa masyarakat atau manusia pada umumnya lebih mudah mengingat hal yang buruk daripada hal yang baik. Sehingga 2 tahun periode kekosongan yang membuat Anies tidak punya panggung, berpeluang membuat Anies diingat sebagai gubernur yang gagal.

Pakar hukum tata negara, Refly Harun melalui channel youtube-nya mengungkapkan dan mengakui bahwa Risma memang didesain untuk Menghadang Anies dalam pilpres di tahun 2024. Tapi menurut saya ada yang kurang dari analisa Refly Harun.Saya yakin Risma bukan dipersiapkan untuk capres atau cawapres di tahun 2024, Risma didesain untuk menutup peluang Anies baik dalam cagub atau capres di tahun 2024.

Analisa refly Harun menurut saya malah terlalu tinggi. Mengingat sepertinya mustahil Anies akan menjadi calon yang dimajukan mengingat masih ada Prabowo Subianto dan sandiaga Uno dalam kepemimpinan Gerindra.Kalaupun ada, dua partai yang punya hasrat untuk mencalonkan Anies rasanya adalah Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Nasdem. Gerindra lebih berpotensi mencalonkan Prabowo dan Puan Maharani dibandingkan memberi karpet merah kepada Anies Baswedan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun