Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Orang Kristen Harus Minta Doa Pendeta agar Sembuh?

13 Juni 2020   14:37 Diperbarui: 17 Juni 2020   13:56 2151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mujizat kesembuhan dalam dunia kekristenan sudah dari dulu menjadi topik yang hangat didiskusikan.Dalam hal ini, tak satupun pihak kristen tidak percaya bahwa Tuhan tidak mampu menyembuhkan orang sakit melalui kuasa mujizatnya.Yang jadi bahan pertentangan dari dulu adalah bagaimana beberapa pendeta dianggap menipu hingga menyelewengkan kuasa Tuhan.

Hal itu bisa dilihat dari berbagai KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) yang banyak diadakan gereja-gereja.Buat yang sulit membayangkan KKR adalah sebuah ibadah, biasanya dilakukan di lapangan yang luas lalu dihadiri ribuan orang, semacam "konser" tapi dalam konteks ibadah.Salah satu contoh pendeta yang sering membuat KKR adalah Pastor Philip Mantofa, judul KKR nya biasanya adalah "Festival Kuasa Allah."

Pendeta Esra Alfred Soru  sendiri berkata, bahwa KKR itu sebenarnya bagus, asal ditujukan untuk pemberitaan injil.Artinya memberitakan Yesus Kristus yang mati di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia.Namun yang banyak terjadi adalah, KKR tidak digunakan sebagai moment untuk memberitakan injil.Kebanyakan fokusnya adalah, kesembuhan ilahi, pulih dari resesi ekonomi, bangkit dari kemiskinan, dan topik-topik duniawi lainnya.

Maka Pendeta Esra Alfred Soru dalam salah satu sesi tanya jawab pernah mempelesetkan KKR yang harusnya "Kebaktian Kebangunan Rohani" menjadi KKJ "Kebaktian Kebangunan Jasmani."

Ditengah-tengah ibadah para pendeta ini biasanya akan mendemonstrasikan kuasa Allah.Setelah panitia membawa maju seseorang yang dinyatakan sembuh, maka si pendeta akan berbincang sedikit.Misalnya tadinya sakit apa, lalu kalau nanti sakitnya tidak bisa berlari, maka akan disuruh berlari di atas panggung setelah dia mengaku sembuh.

Atau jika ada yang merasa sakit dibagian lengannya sehingga tidak bisa mengangkat tangan tinggi-tinggi, nanti disuruh mengangkat tangannya ke atas bukti bahwa dia sudah sembuh benar.Bahkan ada yang mengaku ada benjolan karena tumor, namun ketika mengikuti KKR tersebut tiba-tiba benjolan tersebut hilang.Lalu bersaksilah orang yang mengaku telah sembuh dari kanker ini di atas panggung.

Apakah kesembuhan itu palsu? Nanti saya coba jawab.

Lalu dibagian mana pertentangan kesembuhan ini terjadi? Pertama dari fokus KKR itu sendiri.Tidak salah menyembuhkan orang, tidak salah mendoakan orang.Namun mengutip pernyataan Pendeta Stephen Tong, KKR model begitu adalah kepalsuan karena tidak memberitakan anak Allah yang maha tinggi turun ke dunia, lalu mati di kayu salib sebagai ganti manusia atas dosa-dosanya.

Seperti yang dikatakan Pendeta Erastus Sabdono, kesembuhan dan hal-hal jasmaniah lainnya adalah persoalan minor.Bahkan pendeta Wignyo Tanto berkata,"Kalau yang minornya dibesar-besarkan, maka yang mayor akan tertutup."

Lalu apa yang dimaksud dengan topik mayor? Ya injil tadi.Tentang bagaimana manusia harus percaya pada Yesus agar memperoleh keselamatan.Karena Yesus telah jadi yang terkutuk di atas kayu salib sebagai lambang hukuman dosa di neraka.Maka siapa yang percaya kepadanya tak akan ada hukum baginya.

Maka praktek kesembuhan inilah yang ditentang banyak pendeta yang masih setia pada injil.Seperti yang dikatakan pendeta Muriwali Yanto Matalu, dia percaya pada mujizat kesembuhan.Tapi mujizat kesembuhan itu terjadi bukan karena kehendak manusia, melainkan jika dalam kedaulatannya Allah berkenan maka mujizat itu bisa terjadi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun