Saya pertama kali melihat isu ini dari postingan kang Pepih Nugraha. Jadi ceritanya, melalui surat ini Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Irwan Prayitno meminta pada Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate untuk menghapus aplikasi Alkitab berbahasa Minang. Saya tadi coba cari-cari di playstore tapi tidak ketemu, apa mungkin sudah dihapus ya, saya tidak tahu.
Alasan Irwan Prayitno  ingin aplikasi tersebut tidak ada di playstore karena budaya minang dan kultur islam. Selain meresahkan masyarakat, aplikasi tersebut sangat bertolak belakang dengan adat dan budaya masyarakat Minangkabau yang memiliki falsafah "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" (Adat yang bersendikan syariat yang didasarkan pada al-Quran dan Sunnah)
Gambar di bawah ini adalah penampakan aplikasi tersebut.Tapi sekali lagi, saya cari tidak ketemu.Kalau teman-teman menemukannya mungkin boleh beritahu saya di kolom komentar.
Sebenarnya di aplikasi Alkitab yang ada diplaystore, dimana aplikasi Alkitab ini sudah digunakan semua orang kristen untuk membaca alkitab via smartphone.Gambar di bawah
Saya tidak tahu, apa bahasa minang dan minangkabau itu beda.Tapi kalau saya cek wikipedia, ternyata sama.Jadi kalo ada aplikasi yang berdiri sendiri, khusus untuk injil bahasa minang yang dipermasalahkan, lalu dihapus, di aplikasi Alkitab sendiri ada pilihan ratusan bahasa dan versi.
Lalu pertanyaan selanjutnya, apakah terjemahan versi bahasa minang di aplikasi Alkitab yang sudah ada sejak lama juga harus di hapus? Kan ini aneh.Sebab Alkitab sendiri adalah buku yang paling banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia.Ada bahasa batak toba, batak karo, nias, dll.Jadi untuk umat kristen sebenarnya ini bukan persoalan besar.Karena sekali lagi, di aplikasi Alkitab versi bahasa minang sudah ada dari dulu.Mungkin yang bermasalah dan perlu melakukan aksi adalah developer dari aplikasi Kitab Suci Injil Minangkabau tersebut.
Juga kalau benar aplikasi tersebut dihapus, tidak merugikan kekristenan sama sekali.Sebab Alkitab bahasa Indonesia, sudah bisa menjawab semua kebutuhan suku-suku di Indonesia akan Firman Tuhan.Saya tidak tahu apakah masih ada suku-suku di Indonesia yang masih kurang mengerti memakai bahasa Indonesia.Mungkin di beberapa pedalaman ada juga ya.Jadi sebenarnya penerjemahan memang diperlukan agar setiap telinga dapat mendengar kabar baik.