Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Kita Memilih atau Dipilih Perusahaan?

15 Mei 2020   18:00 Diperbarui: 16 Mei 2020   10:26 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pencari kerja | Photo by Saulo Mohana on Unsplash (unsplash.com/@saulomohana)

Akhirnya satu dua orang mengundurkan diri, beberapa orang lagi segera mengundurkan diri, dan sebagian lainnya ingin mengundurkan diri tapi memutuskan untuk tetap bertahan.

Alasannya karena butuh duit, dan di saat pandemi covid19 seperti sekarang ini, mencari kerja bukanlah hal yang mudah. Banyak di antara teman-teman mengomel, menggerutu hingga menyesalkan keputusannya untuk menerima pekerjaan di tempat kami bekerja sekarang.

Mereka menyesal karena pada saat itu mereka juga mendapat panggilan tes kerja di perusahaan lain. Tak henti-hentinya mereka mengeluh karena merasa telah salah menjatuhkan pilihan. Hmm..termasuk saya.. hiks.

Tapi nasi sudah jadi bubur, diratapipun tak akan jadi nasi lagi apalagi jadi beras. Pada kenyataannya kitalah yang memilih perusahaan di mana kita akan bekerja.

Sekalipun di awal-awal melamar kerja perusahaanlah yang memilih kita. Tapi ingatlah kalau kita tak ada atau menolak, maka perusahaan akan memilih orang lain, orang lain yang menjatuhkan pilihannya pada perusahaan tersebut.

Inilah yang harus disadari. Bahwa perusahaan tak pernah memaksa kita untuk memilih bekerja ditempat mereka.Mereka hanya menawarkan posisi yang kosong. Sisanya itu terserah pada kita. Mau kita coba atau tidak, bola panasnya ada di tangan kita.

Maka sebenarnya tidak ada alasan untuk terus menggerutu. Karena saat kita sudah menjatuhkan pilihan bekerja pada suatu tempat, maka bagus jeleknya harus kita terima. 

Pola pikir ini saja yang membuat saya pada akhirnya pasrah, saya tak mau menghabiskan energi untuk terus berkeluh kesah.Lebih baik menyiapkan strategi untuk menjatuhkan pilihan pada perusahaan berikutnya. Walaupun pada akhirnya tak semua perusahaan yang kita pilih akan memilih kita.

Akan lebih bertanggung jawab rasanya kalau kita lebih banyak menyalahkan diri sendiri dibandingkan menyalahkan pihak lain. Karena faktanya kebanyakan kitalah yang membutuhkan pekerjaan dibandingkan perusahaan membutuhkan pekerja seperti kita. 

Sebenarnya mereka butuh pekerja, tapi karena yang mengantri untuk kerja banyak, jadi perusahaan tak keberatan kalau harus kehilangan satu pekerja seperti kita. 

Saat kita sudah di dalam kita sudah tak punya nilai tawar, kecuali kamu punya otak seperti Bill Gates, Elon Musk, atau kamu adalah seorang profesional, yang bekerja berdasarkan keahlian tingkat tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun