Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Perusahaan, Kendaraan untuk Kita Mencapai Impian

17 Januari 2019   11:11 Diperbarui: 15 April 2019   15:25 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya yakin, kebanyakan dari kita memandang perusahaan tempat kita bekerja tidak lebih dari tempat mencari uang. Saya pun demikian.

Ingin saya menganggap orang-orang di tempat kerja adalah keluarga, juga kantor sebagai rumah kedua, namun tidak mudah menemukan tempat kerja ideal yang memberi rasa nyaman.

Pernah saya tercebur dalam lingkungan kerja yang nyaman, semua rekan seperti keluarga, namun pernah juga tercebur dalam lingkungan kerja yang membuat diri tersiksa.

Jadi untuk kalian yang sudah menemukan lingkungan kerja impian, bersyukurlah, jangan cengeng, banyak drama, dikit-dikit ingin resign karena muncul tantangan.

Di luaran sana orang bukan lagi memburu pekerjaan ideal, asal kerja, dapat kerja apapun itu sudah senang.

Saya pernah mengikuti training di sebuah perusahaan. Dalam sebuah sesi besar yang diikuti banyak peserta, di hari pertama kami disuruh mengisi vision board.

Kami diminta menuliskan tempat apa yang ingin kami kunjungi, ada yang menuliskan ingin pergi ke Eropa, Jepang dll. Lalu barang apa yang ingin kami miliki, ada yang ingin membeli mobil, rumah dan lain sebagainya.

Saya pikir ini adalah cara membuka sebuah sesi training yang tepat untuk menstimulus kalau kami sudah berada di kapal yang tepat.

Lalu beberapa trainer memberi kesaksian tentang bagaimana akhirnya mereka bisa mendapatkan apa yang dulu mereka dambakan?

Ada yang berhasil memenuhi impiannya untuk mengunjungi setiap negara di Asia, memberangkatkan orang tua naik haji, pergi ke Eropa, hingga berdiri di depan menara Eiffel.

Mungkin ada yang bertanya, "Wihh perusahaan apa tuh bisa ngabulin semua keinginan karyawannya? Hmm pasti bonusnya besar, pasti itu tenaga penjual ya, aduh aku kan gak ada bakat jadi seorang sales, gimana dong?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun