Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Artikel Utama

Saya Kecewa Joko Widodo Memilih KH Ma'ruf Amin sebagai Wakilnya pada Pilpres 2019

9 Agustus 2018   19:51 Diperbarui: 15 April 2019   15:21 7558
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa bertele-tele saya mau menyuarakan pendapat saya tentang dipilihnya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin sebagai wakil presiden Joko Widodo pada pemilihan presiden tahun 2019.

Jujur saya sangat kecewa dengan Joko Widodo. Saya sebenarnya yakin bahwa Jokowi tahu Mahfud MD adalah sosok yang tepat untuk membantunya dalam pemerintahan.

Itulah alasan kenapa nama Mahfud MD muncul ke publik. Karena secara survei pun beliau memang unggul untuk menjadi wakil presiden. Dilihat dari segi integritas dan kapabilitas pun Mahfud MD layak untuk jadi wakil presiden.

Tapi ada benarnya juga, tampaknya Jokowi adalah seorang petugas partai. Begitu partai koalisi bergejolak saat nama Mahfud MD dipilih untuk jadi wakil presiden dia langsung keok.

Pengamat politik Rocky Gerung selalu menyerang Jokowi sebagai petugas partai, memang itulah yang dikatakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Saya malah melihat Jokowi saat ini begitu lemah, saya rindu sosok Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang tak bisa didikte oleh siapapun. Berani kalah demi kebenaran.

Saya bukan bermaksud merendahkan KH Ma'ruf Amin, apalagi saya beragama kristen, nanti malah disangka rasis pula.

Jujur saya melihat Jokowi seperti ketakutan terhadap isu yang dibangun oleh pihak oposisi, dalam hal ini partai Gerindra, Demokrat, hingga PKS dengan hashtag #2019gantipresiden. Padahal ada gap sekitar 10 persen suara antara dirinya dan calon presiden dari partai Gerindra Prabowo Subianto.Jokowi masih unggul jauh.

Kenapa saya kecewa? Bahkan kayaknya saya pasti golput.

Saya melihat sosok Mahfud MD adalah yang paling tepat untuk mendampingi Jokowi, selain pernah menjadi menteri, anggota DPR, hingga ketua mahkamah konstitusi beliau juga akademisi. Seorang guru besar yang sudah malang melintang dalam dunia pendidikan.

Nasionalismenya? Tak perlu diragukan. Argumennya tentang pembubaran Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) selalu saya ingat. Mahfud MD tidak munafik seperti tokoh lainnya yang tahu bahayanya HTI tapi mengeluarkan argumen ambigu dengan harapan dibilang membela islam. Inilah yang saya kagumi dari Mahfud MD.

Bukankah Indonesia negara hukum? Sudah selayaknya dipimpin oleh orang berlatar belakang hukum. Tapi lagi-lagi Indonesia ini begitu kuat memainkan isu agama. Seolah kalau yang memimpin tokoh agama masalah beres. Apakah saya salah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun