Mohon tunggu...
Boris Toka Pelawi
Boris Toka Pelawi Mohon Tunggu... Aktor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

7 Hal yang Menandakan Kamu Belum Siap Memasuki Dunia Kerja

3 Agustus 2018   10:41 Diperbarui: 15 April 2019   15:20 2377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: companiesbehavingawesomely.com

Suatu hari atasan saya terdengar memarahi bawahannya dan berkata,"berarti kamu belum siap memasuki dunia kerja." Alasannya tak bisa saya sebutkan disini. Tapi perkataan tersebut sekalipun tidak diarahkan kepada saya, cukup membekas dan sering saya pikirkan hari-hari ini.

Apakah saya sebenarnya sudah siap memasuki dunia kerja? Sekalipun sudah memasuki dunia kerja sejak delapan tahun yang lalu, saya tetap perlu mengoreksi diri dengan pertanyaan ini.Karena mereka yang siap memasuki dunia kerja pasti mempersiapkan dirinya untuk bekerja.

Berdasarkan pengalaman dan beberapa informasi, sayapun coba mencari tahu hal hal apa saja yang mengindikasikan bahwa seseorang belum siap memasuki dunia kerja:

Pertama, mudah sekali memberontak.

Orang begini mudah sekali bersungut-sungut pada perubahan. Misalnya atasan lu bikin aturan baru, cek siapa duluan diantara kalian yang ngedumel. Nah...dialah yang bisa dibilang belum siap memasuki dunia kerja.

Setelah memberontak dibelakang dia akan berharap atasannya itu cepat-cepat diganti. Kalo kalian ngomongin dibelakang soal beginian terus ketahuan si empunya jabatan, matilah kalian.

Mengkudeta itu kejahatan serius bro, punya niat saja kita menyingkirkan seseorang yang jabatannya lebih tinggi dari kita, itu bisa berakibat kitalah yang dikeluarkan dari pekerjaan.

Gak ada atasan yang sempurna, tapi fakta dia bisa menjadi atasan, membuktikan bahwa dia memang punya sesuatu sehingga dipercaya oleh perusahaan.

Saya juga pernah kok ngerasain punya atasan yang mengesalkan sekali.Rasanya pengen saya cubit pipinya.Tapi memberontak tetap saja menandakan kita gak siap dengan dunia kerja yang memang sangat dinamis.

Kedua, sering berkata ke temannya "kalo dia gak suka, pecat saja saya." 

Kekanak-kanakan banget ya. Gak terbalik tuh? Justru kalo kita yang gak suka sama atasan ya kitalah yang keluar, sadar diri saja.

Saya kurang suka sama orang yang suka menantang tapi cuman di mulut saja. Saya kalau mau resign dari sebuah pekerjaan gak pernah koar-koar. Tahu-tahu besok sudah hilang aja dari kantor. Cara paling dewasa untuk bersikap menurut saya adalah dengan action.

Sudahlah, selama kita masih bekerja pada sebuah perusahaan, tunduk dan taat saja sama atasanmu. Asal bukan minta yang aneh-aneh ajalah dia. Perubahan itu biasa. Jaman sekarang kalo perusahaan gak beradaptasi pasti mati. Jadi perubahan itu sudah suatu keniscahyaan. Awas loh ya, lu ngomong seolah kalo lu dipecat lu bisa dengan mudahnya dapat kerjaan baru di luaran sana, jangan terlalu pede, hargailah yang sudah di depan mata.

Kalo lu mau resign janganlah karena dipecat, tapi karena lu emang punya kerjaan lain. Kita bisa ngomong gitu karena belum kejadian aja.S ekalipun lu memang niat keluar, dipecat itu tetap menimbulkan rasa sakit di hati bro.

Ketiga, gak bisa bedain mana tunduk sama atasan dan menjilat.

Ini juga aneh nih. Ada kawannya dipercaya atasan tapi dicap menjilat. Buat saya sih simple aja ya, kalo lu dipercaya atasan ya kinerja lu bagus. Udah gitu aja.

Soal menjilat dan lain-lain itukan gaya pendekatan dia aja sama si bos. Ayolah berpikir positif, dunia kerja itu udah cukup bikin kening mengkerut. Jangan lagi ditambahi sama pikiran yang aneh-aneh. Lucunya giliran dia dikasih kepercayaan nolak, tapi pas temannya yang dipercaya maju dia nyinyir. Semoga kita gak ada yang kayak gini ya genks.

Keempat, Lu kebanyakan drama.

Ada juga orang kayak gini, You're part of any sort of "scene. Lu adalah bagian dari "adegan" apa pun. Dikit-dikit merasa dizalimi. Yaelah lu lama-lama kayak pak Beye aja. Hidup mah keras bro sis jangan cengeng.

Kelima, gak bisa diperingatin.

Kalo dikasih masukan langsung tersinggung, marah lalu berubah menjadi Hulk. Kita gak gini kan? 

Memang kadang yang ngasih masukan juga mungkin caranya kurang enak, tapi yaudahlah ya jangan terlalu dimasukin ke hati. Roda berputar kok, ntar juga pas kita jadi senor kita juga bakal ngasih masukan buat yang junior. Jadiin pelajaran aja biar nanti orang yang kita kasih masukan gak akan sakit hati kayak kita dulu diingetin senior.

Keenam, gak bisa jaga rahasia.

Atau bahasa lainnya tuh "ember," apapun yang diceritain ke dia pasti bocor, diceritain lagi ke orang lain. Habislah orang sekantor ribut karena apa yang harusnya gak disampein malah disampein. Hal begini juga harus diperhatikan si menurut saya. Harus bisa menjaga kepercayaan rekan kerjalah pokoknya.

Ketujuh, 

nah untuk selanjutnya lebih ke hal sepele saja sih ya. Tapi tetap bisa ditarik jadi indikator apakah kita memang sudah siap memasuki dunia kerj apa belum.Yang ketujuh ini adalah kita selalu bangun siang dan hobi begadang. Misalnya jam kerja kita kayak orang kantoran dari jam delapan pagi sampai jam lima sore. Tapi kita selalu bangun kesiangan dan sering telat ngantor, ini juga bisa jadi tanda kita belum siap untuk real job genks. Kayak sayalah saya juga sering banget telat. Mana Bandung lagi dingin banget, air gak jalan, udahlah makin malas banguns.

Gak ada yang sempurna si memang, manusiawilah ya.Tapi coba cek, kalo ketujuh hal di atas skornya di atas tujuh berarti kita memang belum siap memasuki dunia kerja. Misalnya poin ketiga skor kita soal gak tahu membedakan mana tunduk sama atasan dan menjilat adalah sepuluh, berarti kita parah banget persepsipnya. Makin tinggi skor atau Persentasinya menandakan kita harus nyiapin mental lagi dalam menyelami dunia kerja yang menyebalkan ini.

Okey ini aja yang mau saya bagiin, kalo ada yang kurang silahkan ditambahin. Cemiww

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun