Mohon tunggu...
Togar Arifin Silaban
Togar Arifin Silaban Mohon Tunggu... ASN -

Life is easy when you make it easy.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Inspirasi dari Sungai Murasaki untuk Memulihkan Air Danau Toba

1 September 2016   10:37 Diperbarui: 1 September 2016   11:36 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan terdahulu bertitel "Menjernihkan Danau Toba Dalam Jangka Panjang", yang dikomentari beberapa orang mendorong saya untuk menjelaskan beberapa hal yang mungkin perlu dipertimbangkan dalam memulihkan kualitas air Danau Toba.  Setelah ditetapkannya Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba, sebut saja BO KDT, perlu banyak masukan kepada lembaga yang baru dibentuk ini, siapa tau badan ini bisa memanfaatkannya. Dalam tulisan itu saya mengambil contoh yang pernah saya lihat di Kota Kitakyushu di Jepang, informasi dalam tulisan itu masih sangat umum, karena itu beberapa orang mungkin belum dapat melihat maksud dari tulisan itu secara jelas. Saya akan coba buat beberapa tulisan sebagai pelengkap dari tulisan itu. 

Kota Kitakyushu, sebagaimana kota-kota lainnya di Jepang, setelah Perang Dunia II dikembangkan sebagai kota industri. Kota yang terletak di muara sungai Murasaki ini, berkembang pesat di tahun 60 an. Industri tumbuh pesat dan meningkatkan perekonomian kota. Sayangnya pada masa itu perkembangan industri tidak dilengkapi dengan pengolahan limbah yang memadai. Industri besar dan kecil serta limbah domestik semua dibuang ke Sungai Murasaki. Akibatnya Sungai Murasaki yang panjangnya hanya sekitar 20 kilometer tersebut tercemar berat mulai dari tengah kota sampai ke muara. Airnya berwarna hitam dan mengandung bahan-bahan pencemar. Biota air dalam sungai hilang, ikan mati dan tumbuhan tidak bisa berkembang. Sungai menjadi pemandangan buruk di tengah kota. Berbagai penyakit akibat pencemaran menyerang warga kota.

Melihat kondisi sungai yang tercemar berat, warga kota Kitakyushu menjadi marah, ibu-ibu protes dan demo, demo kemudian diikuti oleh kelompok masyarakat lainnya. Demo yang dilakukan berkali-kali membuat semua pihak di kota Kitakyushu mulai bertemu. Mereka akhirnya berunding untuk mengatasi pencemaran sungai, yang sudah mencemari kota secara keseluruhan. Pemerintah kota memfasilitasi pertemuan dan diskusi untuk mendengarkan aspirasi semua pihak. 

Masyarakat menuntut agar industri ditutup karena telah mencemari kota. Para pemilik pabrik tentu tidak terima disalahkan begitu saja sebagai biang kerok permasalahan kota. Perbedaan pendapat yang sangat ekstrim terjadi dari berbagai kepentingan. Debat dan diskusi terjadi  puluhan kali. Kemudian perbedaan pendapat mulai mengerucut pada upaya pemulihan kota yang harus dilakukan secara bersama oleh semua pihak. Seminar dan diskusi panjang yang melelahkan akhirnya menyepakati bahwa mereka harus memulihkan kualitas air Sungai Murasaki.

Pertanyaannya kemudian, bagaimana melakukan pemulihan? Dari mana harus mulai? Siapa saja yang bertanggung jawab melakukan pemulihan pencemaran kota?

Akhirnya semua pemangku kepentingan (stakeholder) di Kota Kitakyushu sepakat bahwa semua stakeholder bertanggung jawab untuk melaksanakan pemulihan. Mereka sepakat upaya pemulihan harus dilakukan sesegera mungkin, dan untuk itu mereka harus segera merencanakan program penulihan. Kesepakatan ini disampaikan kepada semua warga kota dan disosialisasikan.

Perencanaan pemulihan dimulai, berbagai kajian dilakukan, aspirasi semua warga diminta, konsultasi publik dilakukan dalam berbagai tingkatan. Berbagai sayembara untuk meminta masukan juga dilaksanakan. Semua lapisan masyrakat dilibatkan, mulai dari anak-anak sampai lanjut usia, pekerja kasar sampai para ahli semua diminta untuk memberi masukan untuk pemulihan Sungai Murasaki.

Gambar dibawah ini adalah salah satu pemenang sayembara lukisan tingkat anak-anak yang diminta pendapatnya bagaimana seharusnya Sungai Murasaki.

murasaki-1-57c77c583497737759f39f29.jpg
murasaki-1-57c77c583497737759f39f29.jpg
Si anak perempuan, pelukis gambar itu menerangkan bahwa ia ingin agar Sungai Murasaki bisa dilihat langsung kondisi airnya, anak-anak bisa melihat ikan berenang dalam air sungai Murasaki dari bangunan yang berada di pinggir sungai, anak-anak bisa bermain, berenang di sungai dan di tepinya.

Ide si anak dalam lukisan tersebut dinilai sangat bagus, dan ide itu kemudian dimasukkan dalam perencanaan pemulihan sungai. Hasilnya kemudian, saat ini terdapat sebuah museum Sungai Murasaki yang berada tepat dipinggir sungai dimana orang bisa melihat air sungai yang mengalir, dan melihat ikan-ikan yang berenang dalam sungai. Museum ini selalu ramai dikunjungi orang, menjadi tempat belajar bagi anak-anak sekolah di kota Kitakyushu sampai sekarang.

murasaki5-57c789ee959773af3cd3c59c.jpg
murasaki5-57c789ee959773af3cd3c59c.jpg
Foto ini menunjukkan bangunan museum di pinggir sungai yang awal perencanaannya merupakan ide seorang anak perempuan Kitakyushu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun