Mohon tunggu...
Togar Sianturi
Togar Sianturi Mohon Tunggu... Lainnya - Direktur

SolusiPro

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Merusak Kasih Karunia Allah dengan Hal Berikut

16 Maret 2018   06:57 Diperbarui: 16 Maret 2018   07:12 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nats berikut tentang iman dan pekerjaan dalam hubungannya dengan keselamatan pasti sangat kontroversial. "Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya. 5 Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran. Roma 4:4-5." Alasan mengapa ini bisa menjadi kontroversial adalah karena langsung orang akan bertanya, "Berarti kita tidak perlu melakukan pekerjaan apapun?"

 Untuk memahami maksud dari ayat tersebut kita mesti tahu latar belakang penulis dan penulisannya. Paulus adalah orang yang sangat bekerja keras, ia tidak merisaukan dirinya, yang ia tahu hanyalah tentang melayani Tuhan dan mengurus gerejaNya. Jadi sudah jelas bukan itu maksud sang penulis. Kemudian kita tahu juga bahwa konteks dari teks tersebut adalah ajaran kepada orang Yahudi yang begitu membanggakan usaha dan pekerjaan mereka.

Mungkin seseorang akan bertanya, "Jadi maksudnya semua kerja keras pelayanan saya selama ini tidak berguna sama sekali?", tidak ada pekerjaan atau pelayanan kita yang lolos dari perhatian Allah, itu tentu menyenangkan hati Allah, itu juga bermanfaat besar bagi mereka yang kita layani, bisa menjadi inspirasi bagi yang menyaksikan dan pasti baik untuk menjaga hati dan melatih karakter kita. Tetapi yang sangat keliru adalah apabila kita berpikir kita diselamatkan karena semua itu. 

Pemikiran itu membuat kita merendahkan nilai kasih karunia Tuhan bagi kita. Saya sering menduga penyebab hal kasih karunia dan pekerjaan ini menjadi area kontroversial adalah provokasi Iblis untuk menjatuhkan pengikut Tuhan dari kebenaranNya. Ada dua jurang yang menganga di sisi kanan dan kiri kasih karunia itu, jurang legalistik dan jurang license (kebebasan yang kebablasan).

Kita tidak membawa mesin timbangan untuk menghitung bobot kerja keras pelayanan kita dibandingkan dengan jumlah kejatuhan dan kegagalan kita. Kerap saya temukan pemikiran ini dalam diri orang yang mencoba membayar dosa mereka dengan melakukan lebih banyak pelayanan dan pengorbanan. Tidak demikian cara kerjanya di hadapan Tuhan. 

Dia mau kita mengerti kasih karuniaNya, kita percaya padaNya, hati kita hancur dan remuk di hadapanNya. Intinya Paulus melakukan segala sesuatu untuk Tuhan, ia dengan yakin mengklaim bahwa ia telah bekerja lebih keras dibandingkan semua rasul yang lain, tetapi ia dengan sagat tegas mengatakan bahwa bukan karena pekerjaan itu ia diselamatkan. Tidak rumit, bukan?

1. NIKMATI HADIAH TERBESAR YANG ALLAH BERIKAN, JANGAN RUSAKKAN DENGAN AJARAN DAN PEMIKIRAN YANG SALAH

Kita akan gagal menikmati anugerah terbesar yang pernah ada di muka bumi ini, kasih karunia Allah bagi manusia berdosa, jika membangun pemikiran yang salah tentang pelayanan kita. Lihatlah juga semua pelayanan dan pekerjaan kita sebagai kasih karunia dari Allah, bukan kehebatan dan kegagahan kita.

2. LAKUKAN PELAYANAN SEKUAT TENAGA UNTUK KEMULIAAN TUHAN DAN KEBAIKAN SESAMA, TULUS HATI BUKAN UNTUK REPUTASI PRIBADI

Motivasi pribadi yang ingin dipandang, ingin disanjung, ingin membangun reputasilah yang merusakkan semua pelayanan yang kita kerjakan. Persoalannya Allah tahu mengapa kita melakuan apa yang kita lakukan, tidak hanya apa yang kita lakukan. Dia sangat perduli akan motivasi kita. Jangan rusak pelayanan kita, sungguh dedikasikan sepenuhnya untuk Allah dan kebaikan sesama kita. 

3. JANGAN BERPIKIR UNTUK MEMBAYAR SEBAB TIDAK ADA YANG SANGGUP KITA BAYAR

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun