Mohon tunggu...
Toekang Tjoekoer
Toekang Tjoekoer Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Pena

... dibawah puun sengon pinggir kali tjiliwoeng ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Duet Maut Rini Soemarno-Abe Mencengkram BUMN

16 September 2017   15:43 Diperbarui: 29 September 2017   03:02 3594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kementerian BUMN yang dipimpin Rini Soemarno saat ini terlihat begitu aggresif dalam melakukan rotasi kepemimpinan di berbagai perusahaan pelat merah maupun di internal kementeriannya. Dalam rentang waktu seminggu ini, Rini melakukan beberapa pergantian maupun rotasi pada jabatan komisaris dan direksi di beberapa perusahaan BUMN.

Mulai dari pengangkatan Alexander lay sebagai Komisaris PT Pertamina, Budi Gunadi Sadikin sebagai Dirut PT Inalum, lalu Zainal Abidin sebagai Komisaris PT Pelabuhan Indonesia III. Sedangkan Winardi digeser dari Dirut PT Inalum menjadi Direktur SDM di PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). Belum lagi pergantian yang dilakukan pada Agustus dan awal September lalu dibeberapa perusahaan BUMN.

Setelah melakukan aktivitas pergantian di beberapa perusahaan tersebut, kini Rini berencana melakukannya di internal kementeriannya sendiri. Adanya proses seleksi terbuka untuk jabatan pimpinan tinggi yang akan memasuki tahap seleksi wawancara pada tanggal 22 September nanti, maka kemungkinan akan ada pergantian pejabat penting di kementerian BUMN.

Beberapa nama yang telah lolos ke tahap wawancara salah satunya adalah Ahmad Bambang, mantan Wadirut PT Pertamina yang saat ini menjabat sebagai Staff Khusus Rini Soemarno. Ahmad Bambang atau Abe panggilannya harus bersaing dengan Silmy Karim Dirut PT Barata Indonesia, Bernadus Didik Prasetyo Dirut PT Rajawali Nusantara, Heru Muara Sidik dari PT telkomsel serta Bastary pandji Indra Kemenko Perekonomian.

Kemunculan Abe dalam proses seleksi ini sebenarnya bukanlah hal yang mengejutkan, selepas dirinya non aktif di Pertamina, ia tak lama menganggur dan langsung ditarik Rini Soemarno menjadi staff khususnya hingga saat ini. Kedekatan Abe dengan Rini ini sudah menjadi rahasia umum, sebagai 'golden boy' nya atau orang kepercayaannya Rini, Abe terbukti sangat loyal. Bahkan terpilihnya Abe sebagai Wadirut tak lepas dari campur tangan Rini yang menunjuknya langsung.

Penunjukkan Abe sebagai Wadirut Pertamina ditengarai untuk menjaga sektor-sektor potensial dan basah milik Rini.  Dirinya pun kerap bertentangan dengan Dirut Dwi Soetjipto, berbagai kebijakan di Pertamina terkadang tanpa sepengetahuan Dwi. Akibatnya Pertamina mengalami krisis kepemimpinan dengan adanya Matahari kembar antara Abe dan Dwi sehingga membuat kinerja Pertamina mengalami keterpurukan selama ada Abe sebagai Wadirut. Sikap Abe yang cenderung over confidence di Pertamina tak lepas dari peran Rini yang selalu melindungi dan memagarinya sehingga Abe dengan pede bisa leluasa melakukan apa saja di Pertamina.

Konflik matahari kembar Pertamina akhirnya menjerat Abe dan Dwi dengan diberhentikan keduanya dari perusahaan migas pemerintah dan tak berapa lama dirinya ditarik sebagai staff khusus menemani bos besar Rini soemarno. Dan kini Abe pun di setting untuk mengisi posisi penting yang diduga milik Edwin Hidayat abdullah, yakni sebagai Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN.

Mengingat sangat strategisnya posisi ini, Rini pun tentu tidak akan melepas jabatan tersebut kepada orang lain. Faktor kedekatan dengan Abe akan dimaksimalkan untuk menggolkannya sebagai pengganti Edwin Hidayat. Pengaruh Rini yang kuat di BUMN dengan jaringannya yang menggurita tentulah hal yang sangat mudah untuk mengatur posisi apapun. Apalagi jika nantinya Ahmad Bambang resmi menjadi salah satu deputi, maka duet maut ini makin menguatkan cengkraman Rini Soemarno di  Kementerian BUMN dan perusahaan pelat merah yang sangat strategis.

Jadi jangan berharap proses seleksi di kementerian BUMN ini berlangsung fair dan terbuka, segala proses yang terjadi nantinya hanyalah dagelan yang diciptakan Rini untuk membuat Ahmad Bambang menjadi Deputi yang sangat strategis. 

Sangat disayangkan seharusnya penempatan posisi jabatan penting di sebuah kementerian harus ternoda dengan adanya nepotisme dan campur tangan pihak-pihak yang seharusnya menjaga netralitas dalam sebuah proses pemilihan tersebut. Hal ini mengindikasikan begitu amburadulnya pola kepemimpinan sebuah institusi negara sekelas kementerian BUMN yang begitu vital membawahi beberapa perusahaan yang mempunyai potensi menguntungkan bagi negara. Sudah saatnya segala kebijakan di kementerian BUMN ini harus sesegera mungkin di evaluasi agar kehancuran tidak meluas lagi.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun