Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Fabel: Kaska, Merak Sombong yang Diselamatkan oleh Makanannya

6 Maret 2023   23:43 Diperbarui: 6 Maret 2023   23:45 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.istockphoto.com

Di sebuah hutan belantara, hiduplah seekor burung merak hijau jantan yang sangat sombong. Kaska namanya. Warna bulunya hijau keemasan. Ia memiliki mahkota yang tegap dan penutup ekor yang sangat panjang. Kaska kerap bercermin berjam-jam sambil memuji dirinya sendiri. "Tak satu pun burung lain dalam hutan ini yang mampu menandingi keindahan bulu-buluku. Semua ingin memiliki bulu-bulu indah ini, tapi sayangnya Tuhan hanya berpihak padaku. Hanya aku yang diberikan anugerah luar biasa ini," katanya.

Saat ini adalah musim kawin untuk para merak, termasuk Kaska. Usianya sudah tiga tahun yang artinya ia sudah layak kawin. Banyak merak-merak jantan yang sudah mulai memilih para merak betina yang akan diajak kawin untuk meningkatkan populasi mereka yang semakin sedikit. Namun tidak dengan Kaska. Setiap hari kerjanya hanya memperhatikan merak-merak betina yang melintas di hadapannya dan menertawakan mereka karena bulunya tak seindah milik Kaska.

"Hai, Kaska. Apa kau sudah memilih betina-betina yang akan kau ajak kawin?" tanya Abby, salah satu merak jantan yang sejak tadi memperhatikan tingkah laku Kaska.

"Apa kau tak lihat betina-betina itu? Anak-anakku nanti jadi jelek jika aku kawin dengan mereka. Tubuh mereka pendek, bulu mereka pun kusam. Apa kau tertarik dengan mereka?"

"Hai, kawan. Merak betina semua sama. Kau mau mencari di mana yang punya bulu sama indahnya dengan yang kita punya? Memang sudah kodratnya bulu kita lebih indah dan panjang dari mereka."

Kaska terdiam. Ia tak mau mendengar lagi nasehat Abby berlama-lama. Merak angkuh itu kemudian memilih menjauhi Abby dan kembali ke rumahnya. Sampai di rumah, Kaska kembali bercermin, memuji lagi dan lagi dirinya di dalam sana. Merasa paling berbeda, merasa paling indah di antara yang lainnya.

*

Malam itu Kaska tak bisa tidur. Para merak-merak jantan sangat aktif bersuara, sebenarnya hal itu biasa terjadi karena ini adalah musim berbiak. Namun, Kaska yang aneh sangat tidak menyukai musim ini. Ia kemudian buru-buru mendatangi sumber suara-suara itu.

"Hei, kalian berisik sekali!" saut Kaska pada sekumpulan merak yang tengah berdansa.

"Hai, Kaska, ada apa?" tanya Tomu, salah satu jantan senior yang sedang asik mengeluarkan suara-suara sambil menari untuk memancing merak-merak betina agar mau kawin dengannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun