Mohon tunggu...
Ajeng Leodita Anggarani
Ajeng Leodita Anggarani Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan

Belajar untuk menulis. Menulis untuk belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Oseng Mercon Pengingat Janji

12 November 2022   16:43 Diperbarui: 12 November 2022   18:10 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolpri : Oseng Mercon

Boni ingin membantu, namun Andin menolak, ia minta Boni menjadi pemerhati dulu, jika hari ini sukses, Boni boleh praktek sendiri.

"Ibu bilang, kalau mengolah bumbu itu lebih enak diuleg, entah kenapa, tapi aku percaya. Merebus daging itu proses paling penting, Bon. Aku pakai metode 5-30-7, selain menghemat gas, dia juga hemat waktu."

Boni garuk-garuk kepala. Sebagai orang yang tidak pernah memasak sebelumnya, ia semakin merasa awam saat berada dalam satu dapur bersama Andin, perempuan yang diam-diam mulai mengambil hatinya. Melihat wajah Boni yang bingung, Andin menahan tawa.

"Aku tahu kamu bingung, tapi tenang, ini nggak akan lama. Jadi, masak air dalam panci sampai benar-benar mendidih, lalu nanti daging yang sudah kita potong-potong itu dimasukkan, biarkan selama 5 menit. Setelah itu matikan kompor. Diamkan selama 30 menit, setelah 30 menit masak lagi selama 7 menit. Lalu diamkan lagi, sampai kira-kira agak dingin baru dagingnya kita olah dengan bumbu-bumbu,"

Boni mengikuti proses demi prosesnya, ia begitu kagum melihat kemampuan Andin memasak, hingga hawa panas dalam dapur seakan tak memberi efek apa-apa.

"Air asam jangan lupa, itu yang menambah cita rasa. Oh, ya, untuk rasa manisnya sebisa mungkin pakai gula merah atau aren saja, ya. Hasilnya akan berbeda kalau kamu menggunakan gula putih atau kecap,"

Oseng Mercon khas Jogja siap dihidangkan. Warnanya sangat menggugah selera. Cabe rawit merah yang diulek kasar benar-benar mengoyahkan iman. Boni tak sabar menikmati makan malam yang dibuat langsung di depan mata.

Andin mengajak Boni duduk di meja makan kayu sederhana milik keluarganya. Kali ini ibu tidak ikut makan bersama, ia membiarkan anak gadisnya menjamu tamu spesialnya.

Kolpri
Kolpri

Tangan gadis itu bergerak cepat mengambilkan nasi dan beberapa sendok mercon ke piring Boni.

"Yuk," tawarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun