Seketika Boni ingat pada gadis itu, gadis yang selalu membawa makanan dalam kotak makan dan hanya membeli es teh manis di kantin, agar ia bisa duduk di sana, sama seperti mahasiswa lainnya. Mungkin gadis itu masak sendiri di rumah, mungkin pula orang tuanya atau pembantunya, terserah saja, yang penting mereka bisa berkenalan. Berbekal sebuah proposal penawaran Boni dengan semangat mendekati gadis itu yang masih sendirian menikmati makan siang.
"Hai, boleh duduk di sini?"
Gadis itu masih sibuk mengunyah makanannya, ia hanya mengangguk sebagai tanda mempersilakan.
"Aku Boni, mbaknya namanya siapa?"
"Andin, Anastasia Andini."
"Maaf ganggu waktunya, ya. Jadi begini ...,"
Boni pun menyampaikan niatnya untuk mengajak gadis itu membuka stand makanan di acara bazzar tahunan. Setelah dialog yang hampir setengah jam, akhirnya kata sepakat itu pun dicapai.
Andin mau bergabung menjadi tenant dalam acara itu, ia akan membuka stand makanan khas Yogyakarta.
*
Acara bazzar selesai digelar, selain meraup keuntungan, Andin pun menuai banyak pujian.