Mohon tunggu...
Tobi J. Doseng
Tobi J. Doseng Mohon Tunggu... Guru - Biarlah gelas yang kuminum cukup setengah penuh.

Kehormatan terbesar dalam hidup saya adalah jika saya total mencintai diri, keluarga, sesama, dan profesiku. Untuk itu, segala yang bernada positif adalah tamu pertama yang kupersilakan memasuki pikiranku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi adalah Nadi Kami

23 Februari 2023   20:11 Diperbarui: 23 Februari 2023   20:14 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di ruang guru kami mengevaluasi dan berbagi apa yang sudah dilakukan dan menyusun tindakan untuk  langkah yang dipilih (Dokpri)

Di akhir IHT pada Juli 2021, ada satu butir komitmen yang lantang diucapkan oleh kepala sekolah dan para guru SMAN 3 Poco Ranaka (smantipora), yaitu pembelajaran berkualitas adalah tujuan. Komitmen tersebut sebagai kristalisasi dari penjabaran konsep pembelajaran berorientasi pada peserta didik. Hanya soal: apakah anggota komunitas smantipora sudah mewujudkannya?

Pertanyaan inilah yang mengundang kami untuk menjadikan ruang guru di setiap Jumat dalam pekan sebagai tempat untuk memaknai kembali kegiatan pembelajaran hari-hari sebelumnya. Kami saling bercerita dan mendengarkan. Kami berefleksi. Saya selaku kepala sekolah berlaku sebagai fasilitator.

Mula-mula catatan awal tentang perjalanan KM selama sepekan datang dari saya. Setelah itu, kepada para guru diajukan pertanyaan ini: “Bagaimana perjalanan KM di kelas? Apa suka duka yang dialami? Apa solusi yang sudah diambil? Praktik baik apa pernah dilakukan?”.  

Kami menceritakan semuanya dengan lugas. Aneka perasaan tercurah. Ada penyesalan bahkan putus asa. Namun ada tawa dan tepukan tangan saat sesuatu yang tidak terduga terjadi dalam kelas yang dinilai guru tertentu menjengkelkan.

Kepada guru yang dengan semangat menceritakan metode sederhana dalam pembelajarannya namun berkesan dan membuat siswa terlibat penuh; kami memberikan apresiasi tinggi. Darinya, kami memetik poin penting yaitu keterbatasan jangan menghilangkan inovasi. Itulah praktik baik.

Tempat dilakukan refleksi tersebut tidak saja di dalam ruang guru. Di bawah pohon yang tumbuh di halaman sekolah, di depan pintu kantin, dan di luar kantor sekolah adalah pilihan kedua kami. Kami memanfaatkannya dalam waktu tidak tentu. Situasinya pun kami kemas agar jauh dari rasa formal. 

  • Hasil yang Didapat

Ruang refleksi yang reguler dan tak reguler tersebut menghantar kami secara bertahap untuk mengetahui bahwa kami sudah sampai pada level mana. Ia yang membangkitkan kesadaran kami, bahwa sekolah sebagai kegiatan yang menyenangkan bukan hanya tugas. Ia pulalah yang selalu menggoyangkan kami bahwa guru adalah pemilik kurikulum dan fasilitator. Bukan hanya pelaksana kurikulum dan satu-satunya sumber pengetahuan yang pembelajarannya taat asas dan pentingkan ketuntasan konten.

Refleksi membongkar kebiasaan lama kami bahwa duduk atau berdiri pada satu titik sambil berceramah sangat tidak efektif untuk mengetahui daya tangkap peserta didik. Berkatnya, kami sadar bahwa hanya dengan relasi yang baik, tahu kondisi, dan adanya rasa empati kepada peserta didik membangkitkan gairah belajarnya.   

Peserta didik semakin percaya diri untuk terlibat penuh dalam pembelajaran (Dokpri)
Peserta didik semakin percaya diri untuk terlibat penuh dalam pembelajaran (Dokpri)
Refleksi membawa kami untuk mengetahui kelemahan dan peluang dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Sharing praktik baik dan curhat kesulitan (pedagogik) di antara kami, menjadikan kami tahu: mana hal-hal yang perlu dibenah, mana yang perlu dipertahankan, dan mana yang perlu ditingkatkan.  Proses ini pun membentuk kami bahwa setiap titik tantangan yang dihadapi ada nilai yang bisa dipetik.

Refleksi membantu kami agar orientasi pembelajaran bukan hanya pengetahuan dan kegiatan akademik. Tetapi harus membangkitkan semua potensi pada anak dan pengembangan karakternya. Untuk itu, rancangan pembelajaran yang kami berikan harus dekat dengan pengalaman harian mereka, media pembelajaran yang digunakan tidak selalu mewah, dan ritme pembelajaran disesuaikan dengan daya tangkap mereka.

Refleksi benar-benar tempat di mana kami harus berbenah. Tempat untuk melihat kembali apa yang sudah dilakukan serentak menyusun langkah taktis untuk kegiatan berikutnya. Refleksi benar-benar menjadi ruang pemaknaan semua proses yang kami lalui, titik untuk mengevaluasi atas pencapaian, momentum untuk pengembangan diri dan komunitas kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun