Mohon tunggu...
Tobias TobiRuron
Tobias TobiRuron Mohon Tunggu... Guru - Hidup adalah perjuangan. Apapun itu tabah dan setia adalah obatnya.. setia

Anak petani dalam perjuangan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bunga-bunga dalam Taman Kehidupan

25 Januari 2023   19:29 Diperbarui: 25 Januari 2023   19:34 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ket. Foto. Siprianus I. Ruron

Hidup adalah misteri. Jalan kehidupan dalam menapaki tiap tapak kehidupan setiap orang tentulah berbeda dan tak bisa diprediksi. Namun saya berikhtiar bahwa hidup Ibarat air yang selalu mengalir menemukan muaranya.  Bukanlah kita memasrahkan diri dalam ketidakpastian namun selagi mentari pagi hadir memberi diri maka lembaran hidup akan tetap buka. Saya meyakini itu.

Hal inilah yang dilakukan oleh orang tua saya. Keduanya seorang pekerja keras. Membanting tulang di kebun untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Orang tua saya tidak menghendaki kami anak-anaknya menderita oleh karena kekurangan makanan. Dengan itu mereka tetap berusaha. Kasih sayang mereka begitu besar pada kami. Namun suatu ketika tepatnya 1980 suram cinta menyergap keluarga inti kami yakni buah hati, saudara, saudari kami, anak ke 5, 6 dan 7 dipanggil sang kuasa. Serasa dunia ini gelap seketika. Kepingan cinta kami terutama ke dua orang tua tercecer di jalanan hidup. Namun perlahan Bapak mengumpulkan patahan sayap tersebut dan menyulam kembali dengan prinsip bahwa hidup adalah sebuah perjalanan. Tak harus juga kita larut dalam kepekatan namun tetap berusaha memberikan bahwa ada napas cinta yang masih ada di sisinya.

Orang tua tetap berkebun, menanam tanaman kehidupan dan mengelola hasil kebun terutama padi dan jagung dan lainnya. Melihat situasi dan peluang tahun 1982 orang tua mengambil keputusan untuk berkebun di Riangwelo.

Hal ini memberikan dampak pada proses pendidikan terutama kami anak-anak. Hampir setiap masa ke dua orang tua lebih memilih bekerja di kebun dan saya saudara yang lain menetap di Lamatou. Perhatian belajar dan bimbingan kasih seorang dari orang tua terasa hambar saat itu. Orang tua begitu sibuk untuk tetap bekerja di kebun. Sesekali masa Bapak dan mama menjenguk kami untuk beberapa hari namun setelah itu Ke Welo untuk melanjutkan aktivitas mereka di kebun.

Kami menyadari lokus penuh orang tua saat itu bekerja di kebun agar asap didapur tetaplah mengepul. Pendidikan bukanlah diabaikan namun situasi dan kondisi saat itu yang mengharuskan. Dan saya tamat di tingkat SD. Alunan sang waktu tetaplah mendayuh. Ruam kehidupan memberikan kekuatan saya dalam menata kehidupan itu sendiri. Begitu banyak kisah telah tertoreh dalam kisah klasik akan sebuah kehidupan ini dan menjadikan saya untuk bekerja agar ruam hidup yang dirasakan tak melekat padat dalam batang kehidupan itu sendiri.

Hal ini telah diwariskan dari orang saya diantaranya bekerja keras, membantu orang lain dengan ikhlas, mandiri, menghargai orang tua dan jujur. Hal ini menjadi kunci dalam membuka kehidupan itu sendiri.

Dua Sarjana dari Sensor Kayu

 

Hidup adalah pertaruhan hidup akan filosofi yang dianut. Lekak lekuk hidup yang kurasakan terutama di bidang Pendidikan oleh karena situasi saat itu tak harus ku salurkan pada generasiku. Ini menjadi kekuatan untuk mengayuh pada impian bahwa saya berusaha untuk menyekolahkan anak-anak saya. Minimal mereka tamat SMA. Pendidikan adalah segalanya. Tanpa Pendidikan dunia anak mungkin saja suram di hari esok. Inilah filosofi hidup saya terutama tentang hidup dalam berkeluarga.

Bekal saya adalah kerja keras, jujur dan mengasihi orang tua. Hal ini yang saya miliki. Saya tidak punya segalanya namun dengan secuil yang dimiliki, saya berusaha untuk memberikan yang terbaik walau tertatih-tatih dalam melangkah. Beberapa pekerjaan saya lakoni sebagai upaya untuk memapah hidup Bersama istri dan anak-anak saya. Diantaranya melaut, supir dan tukang sensor kayu. Peluh bercucuran, letih hadir dalam setiap tapak yang dilalui. Tak terbesit menyudahi dengan putus asa maupun lenaan akan tempaan warna warni hidup yang dialami. Warna warni hidup ini menjadikan saya untuk tetap giat dalam bekerja. Kebutuhan keluarga maupun anak adalah yang terutama. Namun untuk Pendidikan adalah nomor satu. Walaupun makan apa adanya, anak tetap sekolah. Ini komitmen saya bersama istri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun