Mohon tunggu...
Tobias TobiRuron
Tobias TobiRuron Mohon Tunggu... Guru - Hidup adalah perjuangan. Apapun itu tabah dan setia adalah obatnya.. setia

Anak petani dalam perjuangan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Air Pemali Naitonis: Warisan Leluhur untuk Suku

6 Desember 2022   14:59 Diperbarui: 6 Desember 2022   18:08 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ket. Foto. Seremonial adat di Air Pemali Naitonis (Dok. pribadi)

Selain itu untuk menjaga agar kualitas air tetap baik dan keutuhan alam di sekitar air pemali tetap awet kami dari suku Naitonis juga membersihkan air secara berkala serta menanam pohon seperti Mahoni di pinggiran kali,Ungkapnya.

Letak air pemali ini berada dipinggiran kampung. Hampir setiap suku yang ada di Kampung Naimasu memiliki tempat dalam hal ini air pemali atau kali yang telah dipilih untuk melakukan upacara adat. ditempat inilah dua buah kumpulan batu yang letaknya terpisah berbentuk mesbah didirikan atau dalam bahasa daerah setempat " Faaotekes".

Kedua mesbah dari batu ini berada dipinggir kali dan menjadi pusat segala seremonial ataupun upacara adat yang berkaitan dengan suku dijalankan. Baik seremonial adat berkaitan dengan padi,jagung dan lainnya dikebun maupun meminta doa restu atau berkat dari anak suku Naitonis dalam mengarungi bahtera kehidupan atau lainnya.

Mesbah dari batu ini atau" Faaotekes" selalu berada dekat dengan air karena masyarakat adat di desa Naimasu sangat percaya akan filosofi akan keberadaan air bahwa air adalah sumber kehidupan,tenang,menyejukan,memberi kedamaian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan manusia itu sendiri.

Kedua mesbah milik dari suku Naitonis diantaranya oekanak (air ternama) dan fatukanak (Batu ternama). Ke dua mesbah ini mempunyai fungsi dan peran masing-masing sehingga dalam proses pelaksanaannnyapun dijalankan masing-masing sesuai dengan nilai-nilai yang dianutnya sebagai representasi dari suatu keyakinan atau kepercayaan yang masih hidup dan berkembang dari Mesbah oekanak (air ternama) dan fatukanak (Batu ternama) .

Proses ritual ini dijalankan orangtua adat dari suku Naitonis dimulai dari Mesbah pertama yang disebut dengan oekanak (air ternama) dan mesbah yang kedua disebut dengan fatukanak (Batu ternama).

Di setiap mesbah orangtua adat memanggil para leluhur untuk bisa hadir yang ditandai dengan mencabut satu buluh ayam lalu disimpan bersamaan dengan nasi, air, dan sirih pinang di atas mesbah. Derasan syair-syair adat bersisikan tentang doa dan harapan disampaikan oleh orangtua adat melalui setiap adegan ritual yang dilakonkan.

Setiap mesba memiliki keunikan tersendiri terutama hewan kurban yang disiapkan dalam ritual ini. Pada mesbah oekanak (air ternama) ayam sebagai persembahan kepada leluhur harus berwarna putih sesuai dengan beningnya air yang diyakini sebagai sumber kehidupan manusia dan pada mesbah kedua fatukanak (Batu ternama) ayam harus berbuluh merah yang diyakini sebagai sebuah kekuatan dan keselamatan.

Sebagai bukti kekuatan dalam harapan dan doa ini kedua ayam yang menjadi kurban dalam ritual di kedua mesbah ini disatukan di Mesbah Fatukanak (Batu ternama) untuk proses selanjutnya dibakar.

Darah ayam sebagai hewan kurban persembahan kepada leluhur di simpan dalam sebuah wadah lalu dipercik dibatu yang merupakan mesbah dari suku Naitonis.

Darah ini merupakan simbol ataupun tanda akan pengorbanan, penghargaan kepada leluhur dengan harapan akan yang diharapkan dapat terwujud.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun