Mohon tunggu...
Tobias Gunas
Tobias Gunas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

"Cogito Ergo Sum" (Rene Descartes)

Selanjutnya

Tutup

Bola

Berkah di Balik Gelaran Piala Dunia Qatar 2022

30 November 2022   08:12 Diperbarui: 30 November 2022   09:41 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap gelaran Piala Dunia selalu menghadirkan cerita kepada masyarakat dunia. Beragam fenomena atau kisah menarik dapat disoroti, mulai dari kemewahan fasilitas, pemain terbaik, tim terbaik, kemeriahan jumlah penonton, pernak-pernik, ramalan binatang hingga sang kampiun. Semua ini mewarnai atmosfir empat tahunan kompetisi sepak bola internasional yang selalu dinikmati dan dinantikan oleh masyarakat dunia. Turnamen akbar Piala Dunia 2018 di Rusia telah menyuguhkan banyak cerita dan momen dramatis. Di antaranya, kisah sang juara Perancis, Tim Ayam Jantan, menjadi yang terbaik meskipun performanya tidak begitu meyakinkan pada babak penyisihan grup, dan  kontroversi penggunaan VAR yang dinilai merugikan tim sepak bola Maroko. Kompetisi sepak bola kelas dunia bergulir di Qatar dari tanggal 20 November hingga 18 Desember tahun 2022. Genderang "perang" telah dibunyikan, dan prestise bangsa  sedang dipertaruhkan.  Mata dunia tertuju ke laga Piala Dunia Qatar! Di tengah aroma persaingan si kulit bundar, diyakin  selalu ada berkah "blessing in disguise", selain banyak kejutan,  dibalik laga sepak bola internasional yang sangat mewah dan prestisius.

Tak bisa dipungkiri, perhelatan Piala Dunia Qatar tahun 2022 ini berlangsung pasca pandemi Covid-19 menerpa semua negara di dunia selama dua tahun. Semua negara terkena dampak buruk di berbagai bidang kehidupan, terutama ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Ekonomi negara hampir ambruk, namun bisa pulih dan bangkit dari keterpurukan karena adanya persatuan di antara bangsa-bangsa di seluruh dunia. Dalam kondisi yang terpuruk, bangsa-bangsa bersatu mengatasi berbagai masalah dan kesulitan akibat penyebaran virus yang mematikan tersebut. Di baliknya, persatuan semakin diperkuat dalam rajutan persaudaraan global. Saat ini, penyelenggaraan Piala Dunia juga dalam situasi konflik Rusia dan Ukraina. Dua kondisi paradoks menyelimuti gelaran sepak bola dunia tersebut. Momentum sepak bola dunia ini hendaknya kembali mendorong persatuan dan kesadaran global untuk menciptakan kehidupan dunia yang damai dan harmonis. Dibalik guliran si kulit bundar di lapangan hijau, ada pesan sekaligus berkah tersembunyi, yakni rajutan persatuan dunia.  Christian Ronaldo, yang dijuluki CR 7 dan mega bintang sepak bola dunia, mengatakan "Football unites the world". Ada semangat persatuan yang disampaikan dalam event sepak bola dunia tahun ini.

Kompetisi Piala Dunia terlaksana dengan baik karena adanya kerjasama dari semua pihak. Qatar selaku tuan rumah tidak bisa menyelenggarakan perhelatan besar tersebut tanpa menjalin kerjasama dengan FIFA dan 32 negara yang menjadi peserta. Dalam  perspektif sepak bola, iklim kerjasama dapat dimulai dari semua pemain. Setiap pemain menunjukkan performa terbaik sesuai peran dan posisinya untuk mengalahkan lawan. Tentu yang diperlukan "super team" bukan "super man". Ego dan ambisi tim lebih diutamakan, bukan individu pemain. Kerjasama mengutamakan keterlibatan dan mengurangi dominasi satu pemain terhadap pemain lainnya. Begitulah konteks kerjasama dalam kacamata sepak bola. Lebih jauh dalam lensa global, dunia kita saat ini sedang menghadapi konflik perang antara dua negara  di wilayah Balkan, yaitu Rusia vs Ukraina. Dua negara pecahan Uni Soviet, yang memiliki kesamaan ras, budaya, bahasa, dan agama tercabik-cabik dalam rivalitas peperangan. Keduanya mengusung kehebatan dan ambisi masing-masing. Andaikan krisis kedua negara tersebut seperti dua tim sepak bola yang sedang beradu kehebatan di lapangan hijau pastilah dapat diselesaikan dengan mudah oleh wasit, panitia pertandingan, FIFA, dan bantuan kecanggihan teknologi VAR (Video Assisstant Refree). Namun, konflik ini diibaratkan monster " Leviathan", binatang mitologi yang menyebabkan kekacauan. Senada dengan eforia ajang Piala Dunia Qatar tahun ini, semangat kerjasama global harus digelorakan untuk perdamaian dunia, khususnya Rusia-Ukraina. Kampanye perdamaian harus menembus  batas atau sekat di antara bangsa-bangsa di dunia. Semua pihak perlu kembali pada kesadaran hakiki tentang kehidupan global yang dilandasi nilai-nilai perdamaian, humanistik, dan  martabat manusia. Dunia yang damai terasa menyejukan dan tampak indah bagaikan tontonan spekta Piala Dunia Qatar.

Ajang Piala Dunia Qatar merupakan momentum pergaulan global lintas negara dan pembelajaran budaya. Jutaan Penonton yang menyaksikan perhelatan Piala Dunia datang dari berbagai negara. Semua terlibat dalam interaksi dan komunikasi dengan keberagaman bahasa secara virtual dan langsung. Konvergensi bahasa dan budaya berlangsung selama laga sepak bola internasional tersebut. Itulah mengapa Morgan Freeman, aktor ternama, mengatakan laga sepak bola sebagai panggung keberagamaan budaya dan suku di dunia. Pada saat bersamaan, masyarakat dunia juga menjadikan perhelatan Piala Dunia sebagai ajang mengenal budaya Qatar. Qatar memiliki banyak keunikan budaya yang berlatar budaya Arab dan warisan kombinasi ragam budaya lain, di antaranya musik Khaliji dari suku Badui dan tarian populer Ayyalah. Masih banyak lagi keunikan budaya dari masyarakat timur tengah yang menjadi daya tarik tersendiri. Mengenal keberagaman budaya di Qatar membantu kita untuk menghargai perbedaan mozaik budaya dunia. Tak berlebihan kalau dikatakan, perhelatan sepak bola dunia  adalah warisan masyarakat global yang dapat mewariskan nilai-nilai budaya universal. Si kulit bundar adalah bola dunia yang terus bergerak menyatukan sekat perbedaan di antara bangsa-bangsa di dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun