Mohon tunggu...
Junihot Maranata
Junihot Maranata Mohon Tunggu... Dosen - Praktisi pendidikan

Berhamba pada sang anak didik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Pendidikan Humanis

27 Mei 2020   08:45 Diperbarui: 27 Mei 2020   08:47 2013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dari abad ke-16 sampai ke-17 filsafat pendidikan aliran Humanism menekankan pada pendidikan bebas seperti gagasan orang-orang Yunani dan Romawi. Aliran ini berpendapat bahwa pendidikan harus terdiri dari suatu susunan mata-mata pelajaran yang terbatasi, tetapi yang harus dikuasai dengan sebaik-baiknya. 

Matapelajaran-matapelajaran itu harus memiliki kekuatan untuk melatih dan mengembangkan tubuh dan akal budi manusia. Pengetahuan yang harus dikuasai ini terdapat dalam tulisan-tulisan para penulis Yunani dan Latin terkenal. Bagi aliran ini penduduk dan pribadi yang terbaik adalah orang yang terpelajar. Sastra Yunani dan Romawi (the classics) membentuk kurikulum untuk semua sekolah.

Dalam pandangan filsafat pendidikan humanis, realitas senantiasa mengalami perubahan; tidak permanen (adjusment = penyesuaian/adaptasi). Pengetahuan sifatnya publik-objektif sedangkan keyakinan subjektif/privat. Kebenaran sifatnya relative atau selalu berubah-ubah. Oleh sebab itu kebaikan didasarkan pada apa yang berlaku di masyarakat (tatanan sosial sebagai norma).

Guru berperan sebagai rekan dialog peserta didik menghadapi kenyataan hidup. Sedanhkan peserta didik belajar apa yang dibutuhkan dan diminatinya. Metode dan kompetensi pemecahan masalah dan partisipatif lebih diutamakan. Guru haru berupaya menciptakan suasana belajar menyenangkan, demokratis; karyawisata. 

Sedangkan kurikulum yang didesain senantiasa mengikuti perubahan sosial; tekankan belajarnya pada proses bukan content. Kaum Humanis berpendapat bahwa bukan lagi isi dari sastra kuno yang penting, melainkan maknanya bagi para pelajar. Jadi pengikut-pengikut disiplin mental memberi penekanan pada methode, yaitu cara bagaimana memperoleh pengetahuan, bukan pada isi. Oleh sebab itu, keberhasilan pendidikan dilihat dari penilaian sosial.

Tujuan pendidikan dalam filsafat pendidikan humanis dirancang untuk memampukan anak didik hidup di masyarakat; membentuk pengetahuan yang menjawab kebutuhan sosial. Dua pandangan mengenai tujuan pendidikan timbul dari aliran humanism ini, yaitu: 1) Pengetahuan harus menjadi tujuan pendidikan. 

Maksud pendidikan adalah mengorganisir segala pengetahuan; 2) Disiplin mental adalah tujuan pendidikan. Maksud pendidikan terutama sekali Sastra Yunani dan Romawi adalah merupakan disiplin pikiran dan untuk mengembangkan otak (kemampuan kognitif) yang merupakan daya penyerap pengetahuan, termasuk daya ingat dan daya pikir. Pikiran sehat dalam tubuh sehat ditekankan bersama-sama dengan tingkah laku moral. Kemudia atas desakan John Locke, matematika dimasukkan dalam kurikulum disamping sastra kuno.

Walaupun saat ini pandangan ini ditolak oleh sebagian besar dari para pendidik sekuler, akan tetapi beberapa neo humanis tetap menganggap penting bahwa daftar “buku-buku terkenal” dapat membentuk dasar yang cukup bagi pendidikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun