Mohon tunggu...
Tmarsyam
Tmarsyam Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Seorang freelancer penulis fiksi. Pengurus beberapa personal blog. Kunjungi akun instagramnya di tautan terlampir. Salam literasi!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Pelangi di Lukisan Senja

16 Juli 2018   17:40 Diperbarui: 16 Juli 2018   18:10 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Maaa.....!"  Meira mengadu ke mamanya.

Dari arah dapur Mama keluar dan menghampiri Meira.

"ada apa sih sayang? Mama lagi mau bikin brownis nih buat dibawa besok."

"itu tuh bang Brandon. Ngomong-ngomong soal berat badan. Kan baper jadinya. Emang Mei gendutan ya ma?"

Lalu sontak saja mama mencubit manja anak bungsunya itu.

"ih, kirain mama ada apa. Gitu doang malah baper."

"ini juga abangnya ada-ada aja." ujar mama sambil menatap kearah Brandon yang melangkah kelantai atas.

Brandon membalas dengan senyum dan Meira tetap dengan cemberutnya.

Dibali kedua keluarga tersebut menginap dihotel langganan. Hotel yang sama yang selalu mereka pesan jika berlibur di Bali. Lalu kebiasaan mereka ketika menghabiskan waktu liburan bersama selalu menyempatkan untuk barbeqyu-an di ruang terbuka hotel yang telah disiapkan.

Dengan kolam renang yang cukup luas. Kursi untuk berjemur yang nyaman. Lalu hidangan barbeqyu-an yang apik juga pemandangan langit yang mempesona seperti biasa menjelang senja datang lalu berganti malam. Kebetulan sekali, cuaca kali ini sangat tepat dan disukai semuanya terutama Brandon dan Neisya. Pelangi yang hadir setelah tadi rintik menghujam bumi dengan damainya. Maka lengkaplah pemandangan memanjakan mata itu dengan pelangi diatas langit dengan warna senja temaramnya.

"Ini sebetulnya kejutan untuk Brandon. Tapi nggak apa-apa kalau aku kasih bocorannya sekarang." ungkap Papa Brandon kepada Papa neisya yang juga didengar oleh Brandon dan Neisya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun