Mohon tunggu...
Tmarsyam
Tmarsyam Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Seorang freelancer penulis fiksi. Pengurus beberapa personal blog. Kunjungi akun instagramnya di tautan terlampir. Salam literasi!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Pelangi di Lukisan Senja

16 Juli 2018   17:40 Diperbarui: 16 Juli 2018   18:10 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Brandon (18 tahun) adalah sulung dari adiknya bernama Meira (16 tahun) dan anak seorang pengusaha mebel yang sukses di Ibukota. kehidupan keluarganya tidak kekurangan suatu apapun. Kedua orangtua yang harmonis dan pengertian. Juga bisa dibilang gaul dan mengikuti tren yang ada dikalangan anak mudah era kekinian. Itu yang membuat Brandon dan Meira merasa seperti tidak ada jarak dengan kedua orangtuanya. Meski  begitu mereka tetap sadar batasan norma kesopanan yang harus dipegang terhadap orang yang lebih tua.

"abang nggak maen musically juga?" tanya mama iseng.

Brandon terpelongo mendengar kegaulan mamanya itu dan sontak tersenyum kecil menatap sang mama.

"apaan sih, ma. enggak lah. alay. haha.." jawab Brandon.

"tapi nggak tahu ya kalau Meira ikutan main. Nggak salah juga sih."

Lanjut Brandon sambil menolehkan pandangannya kepada adik kesayangannya itu. Seketika Meira juga tergelitik dengan candaan itu dan tersenyum kecil pula menanggapi kata-kata itu.

"enggak ah. Ribet. Muter-muter hape kayak gasing."

dan mama mereka hanya tertawa kecil mendengar jawaban anaknya yang agak sungkan menirukan tren terbaru anak-anak seusia mereka.

Brandon lebih suka menulis. Dia adalah seorang blogger dengan tulisan yang cukup disukai penggemarnya disosial media miliknya. Tak jarang juga dia mengikuti kontes menulis blog dan memenangkan kompetisi itu dengan sangat apik. Kedua orangtua Brandon sudah mengetahui bakat anaknya itu sejakdulu. Sejak kecil Brandon memang terbiasa menulis diary. Awalnya mama papanya agak risih mendapati anak lelaki satu-satunya itu doyan sekali menulis di catatan harian yang biasa dilakukan anak perempuan. 

Namun itu tidak berapa lama sampai akhirnya mereka sadar jika anak mereka bisa lebih ekspresif ketika meluapkan perasaannya didalam tulisan. Dan sejak itulah kedua orangtua nya terus mencari kesempatan untuk anaknya agar bisa terus mengembangkan bakatnya. Baik itu komunitas penulis, seminar menulis atau bahkan lomba menulis terus diusahakan mama papanya untuk Brandon bisa terus mengasah bakatnya itu.

"udah bikin cerpen baru belum bang?" tiba-tiba papa Brandon menghampiri mereka dan langsung bertanya kepada anak jagoannya itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun