Mohon tunggu...
Tmarsyam
Tmarsyam Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Seorang freelancer penulis fiksi. Pengurus beberapa personal blog. Kunjungi akun instagramnya di tautan terlampir. Salam literasi!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Pesan dari Ruang Gelap untuk Andrew

3 Juni 2018   22:21 Diperbarui: 5 Juni 2018   20:27 3401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Twitter @kulturtava

Pagi ini aku menghampirinya dikelas. Mereka sedang belajar sejarah, aku rasa. Dan akhirnya aku berdiri di depan pintu kelas yang tertutup. Beruntung sekolah kami punya pintu kelas yang sedikit berbeda dari biasanya. Ada bagian kaca yang membuatku masih dapat melihat aktivitas didalamnya.

Andrew, sahabatku itu tampak sedang mencatat pelajaran yang sedang didengarkannya di kelas. Walau tidak mengajarku, tapi aku tahu siapa guru yang sedang mengajar itu. Ibu Laura, seorang guru muda yang menjadi salah satu yang favorit ditingkat kelas kami. 

Kami sudah lama berteman. Sejak kami duduk di kelas yang sama di grade dua saat itu dan sekarang kami berada di grade sebelas. Dan masih saja kami bertemu di sekolah yang sama. 

Entah karena orangtua kami juga bersahabat. Jadilah kami terus-menerus berstatus teman satu sekolah walaupun sekarang tidak lagi satu kelas. Itu yang membuatku kehilangan banyak waktu bersama dengan Andrew. Dan semua dimulai dari sini.

Terutama suasana berubah saat satu sekolah tahu rahasia pentingku selama ini. Rahasia yang aku jaga bahkan kepada orangtua ku juga. Tapi semua berubah saat seorang teman usil membagi itu di sosial medianya dan kemudian menjadi booming satu sekolah lalu membuat orangtuaku tertekan juga karenanya. Orang itu yang kuduga si pembuat onar dikelasku dan Andrew tahu siapa orangnya.

Aku malu menceritakan rahasia apa itu. Yang pasti adalah sebuah rahasia yang belum saatnya atau bahkan tidak untuk selamanya diketahui orang-orang bahkan keluargaku sendiri.

Andrew adalah sahabat terbaikku dan tahu rahasia itu. Saat pertama kali memantapkan diri untuk coming out ke dia, itu rasanya dunia seperti akan berakhir seketika. 

Aku sudah gugup lebih dulu sebelum aku berkata apapun,

"Tidak apa-apa. cerita saja. Apapun itu, percayalah aku akan terus jadi sahabatmu." ungkapnya saat sebelum aku bisa mengatakan apapun.

Kemudian barulah aku memulai awal ceritaku padanya. Dan itu menjadi sangat berat karena dia lah orang yang pertama kali aku percayakan sebuah rahasia besarku untuk aku ceritakan.

Aku amat sangat yakin padanya. Yakin bila rahasia ini akan terjaga selamanya, mungkin hanya untuk kita berdua saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun