Mohon tunggu...
Taufik Ramadhan
Taufik Ramadhan Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

seorang penulis biasa yang ingin membuka mata pada dunia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanya untuk Aku

18 Agustus 2019   20:11 Diperbarui: 18 Agustus 2019   20:19 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku bertanya pada orang sekitar

Dimana aku dapat menemukan kedamaian

Ketika mereka meluruskan telunjuknya, aku pun mulai berjalan

Terhenti sampai pada bangunan megah nan besar

Dengan menara menjulang menyentuh awan

Menembus langit semesta alam

Ku putar air keran

Perlahan namun pasti kubasuh wajah, tangan, kepala, serta kaki

Hingga aku layak menghadap Ilahi

Bercengkerama tentang dosa dan doaku hari ini

Tertatih ku langkahkan kaki melawan gentarku

Ornamen-ornamen tajam menghadang

Menusuk menyentuh sanubari

Menuntun tubuhku bergegas tak terkendali

Getar gemetar ku agungkan nama-Mu dalam setiap helaan nafasku

Dalam gemuruh hatiku tersedu mengaku

Rukukku sembari mengagungkan nama-Mu

Walau ku tak melihat-Mu

Kau pasti melihatku

Menuntunku, membimbingku, mengasihiku

Hingga tiada mampu berpaling dari-Mu

Tulus hatiku azimat kalbu

Ku tutup rangkaian dengan salam untuk-Mu

Aku sandarkan hati dalam setiap kalimat taubatku

Tanpa keluh, kusentuh lembaran kalam lentera hidup

Meskipun bukan tutur kata kepunyaan negeriku

Tetap kulantunkan dan ku hayati kalimat-kalimat dari-Mu

Aku berlindung dari godaan syaitan terkutuk

Dengan menyebut asma-Mu

Kulantunkan firman-Mu penuh rasa syukur

Dalam senandung syahdu

Aku menangis, mendapat ancaman-Mu

Aku bahagia, menemukan janji gembira dari-Mu

Aku merasa dalam ketiadaan dalam setiap kebenaran-Mu

Ku sudahi dengan membenarkan kata-kata dari-Mu

Ku termenung, kuresapi, ku hayati dan hatiku berkata

Nikmat Tuhan-Mu mana, yang kamu dustakan

Sungguh beruntungnya hidupku

Menghabiskan waktu bersama-Mu

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun