Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menengok Warisan Budaya Hindu di Pulau Penang

19 Maret 2017   08:38 Diperbarui: 19 Maret 2017   18:00 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Warisan Budaya Hindu ,Yang Menjadi Warisan Dunia di Pulau Penang

Berkunjung ke Pulau Penang- Malaysia,rasanya tidaklah lengkap,bilamana tidak menyaksikan beragam keunikan yang ditawarkan oleh pulau ini. Disamping berkunjung ke George Town, sekaligus menyediakan waktu untuk dapat memotret untuk mengabadikan Kuil peninggalan zaman keemasan Hindu. Yakni Kuil Sri Sakthi Vinayagar , yang merupakan kuil terbesar dan paling ramai dikunjungi .

Kuil yang dibangun seabad lalu ini, beruntung ,karena disamping memang memiliki magnit tersendiri,yang menarik wisatawan dari mancanegara,juga berada di lokasi yang sangat mudah diakses dari berbagai sudut kota.

sam-5162-1024x768-1018x640-3-58cddf25519373e512a64764.jpg
sam-5162-1024x768-1018x640-3-58cddf25519373e512a64764.jpg
Dibangun hampir seabad lalu, yang mengagumkan adalah kuil ini masih terjaga dan terawat rapi dan apik, menonjolkan sisa-sisa kebesaran jaman Hindu dengan ukiran dan pahatan pada hampir setiap ornamen yang ada di dalam bangunan ini.Uniknya lagi, hanya berseberangan jalan ,tampak bangunan The Temple of Sleeping Buddha,yang tak kalah menarik dan megahnya.

Tak tampak ada penjualan tiket masuk,maupun penjaga yang mengawal .Tampaknya setiap orang welcome disini,dan dengan bebas dapat berkunjung keluar masuk. Hal ini juga menjadi salah satu selling point yang  semakin menambah minat orang untuk berkunjung. Karena kalau di pintu masuk saja,orang sudah harus mengeluarkan uang dalam jumlah yang cukup banyak,tentu akan membuat para pengunjung dengan dompet pas pasan dan datang bersama keluarga, tentu akan berpikir ulang untuk berkunjung.

sam-5163-1024x768-58cddfd9519373fb12a64766.jpg
sam-5163-1024x768-58cddfd9519373fb12a64766.jpg
Begitu melangkahkan masuk gerbang, sudah tampak berjejeran kios-kios yang menjual souvenir, yang umumnya terdiri dari berbagai jenis patung mini dan beragam jenis souvenir kecil sebagai oleh-oleh kunjungan ke kuil ini. Kios-kios ini ditata rapi sedemikian rupa sehingga tidak merusakkan penampilan kuil Hindu terindah di Pulau Pinang ini, yang tampil anggun dan elegan.

sam-5166-1024x768-58cde00b2223bd526ced6149.jpg
sam-5166-1024x768-58cde00b2223bd526ced6149.jpg
 Setiap  melangkah, pasti kita akan menghentikan kaki untuk tidak melewatkan karya seni ukiran dan pahatan yang entah sudah berapa lama usianya. Semakin jauh kaki melangkah ke dalam bangunan kuil, semakin mengundang decak kagum kita akan beragam keindahan yang berdiri kokoh di hadapan kita.

sam-5201-1024x768-58cde04961afbdd8064057ba.jpg
sam-5201-1024x768-58cde04961afbdd8064057ba.jpg
Di halaman samping dari bangunan utama. Tampak ada semacam monumen bola dunia dalam ukuran diameter hampir mencapai dua meter, yang di atasnya hinggap naga terbang.  Ini baru satu dari antara sekian banyak kuil yang ada di Pulau Pinang ini.Tak ada orang yang nyinyir menawarkan barang barang souvenir kepada setiap pengunjung.Bagi yang mau membeli silakan dan bagi yang hanya ingin melihat lihat juga tidak ada masalah apapun

Tak terasa hampir dua jam kami menghabiskan waktu berkeliling,walaupun sesungguhnya ,bukanlah merupakan kunjungan yang pertama. Namun kenyamanan dan kenyamanan ,serta pesona yang disajikan,terasa sangat menyejukkan dan membuat orang tidak bosan untuk datang berkunjung kembali.Mengunjungi rumah rumah ibadah, Gereja,Masjid,Wihara, Kelenteng dan kuil, selalu merasakan aura positif yang terpancar .Bukan karena gedungnya memiliki daya sihir,melainkan karena sering digunakan sebagai tempat untuk beribadah ,sesuai dengan agama dan keyakinan masing masing,

Catatan: semua foto adalah dokumentasi pribadi tjiptadinata effendi

Pulau Penang, 19 Maret,2017

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun