Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Kunjungan Singkat ke Neraka

9 Juli 2017   20:00 Diperbarui: 9 Juli 2017   21:28 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: depositphotos

Maksud hati mau berkunjung ke Surga,tapi ternyata sudah fully book. Semua tempat sudah dikapling kapling oleh yang lebih berhak,sehingga rencana kesana tidak dapat dipenuhi. "Opa,kalau tiket ke Neraka,sih masih banyak . Kalau mau saya kasih diskon 50 persen " kata seorang Petugas." Kalau mau, sekarang juga bisa kesana Opa.Tidak usah pake pasport dan visa " 

Pikir punya pikir,sudah terlanjur sampai diterminal,daripada pulang kosong,ya sudah,ke Neraka pun okelah. Ketika mau membayar harga tiket,saya tanya pada wanita Petugas :" Mbak bayarnya pakai rupiah atau dolar? "

Yang ditanya bukannya menjawab,malah tertawa ngakak:" Kalau mau ke Neraka,semua uang laku Opa,mau uang rupiah,dolar,ataupun uang  palsu tidak masalah. Uang hasil korupsi juga boleh hehehe..Hmm ngomong ngomong ,Opa mau beli one way ticket atau return ?" katanya masih sambil ketawa meringkik.Biasanya ,kalau wanita  ketawa senang mendengarnya,tapi koq petugas wanita ini,ketawanya,kayak kuntilanak yaaa

Tapi ya masa bodohlah,tapi yang bikin saya kesal adalah mau tawarkan one way ticket. Memangnya dianggap saya mau jadi permanent resident di Neraka sana? Nggak usah yaa

Kereta Super Kilat
Sewaktu membayar harga tiket,ternyata tidak pake hitung hitungan,tapi begitu merogoh kantong dan mengeluarkan uang ,maka semuanya langsung diambil. Syukur yang saya keluarkan adalah uang kertas seribu rupiah 3 lembar. Jadi wisata murah meriah. 

Masih kegirangan ,karena bayar tiket dengan harga cuma 3 lembar ribuan,si wanita langsung memberikan instruksi :" Opa ,pejamkan mata.Kereta segera berangkat"
Maka saya pejamkan mata. Ada bayangkan berkelebat dan dalam waktu kurang dari satu detik,ternyata saya sudah tiba di Neraka. Aduh ,ada api yang menyala dan menyilaukan mata.Panasnya luar biasa .Saya mencoba melirik,siapa tahu ada cafe di sana,ternyata yang tampak adalah adegan menyeramkan. 

Ada orang yang sedang dipegangi kedua kaki dan tangannya.Menengok tampangnya, saya yakin benar itu wajah orang Indonesia. .Mulutnya dibuka lebar lebar dan ditopang dengan pecahan botol,agar tidak menutup.Dan ada petugas Neraka yang lagi mengorek ngorek lambungnya lewat tenggorokannya. Menyaksikan hal tersebut,saya jadi muntah muntah. Tapi guide yang menemani saya,malahan ketawa cecekikan,sambil berkata :" Orang itu adalah Koruptor yang sedang di bersihkan. 

Dalam perutnya penuh dengan uang hasil rampasan dari rakyat. Karena tidak mau mengeluarkan sendiri,maka kami lakukan biopsi dengan cara dan gaya di sini. Banyak yang lagi antrian untuk menerima pemeriksaan "katanya santai

"Sadis amat"  Kata saya.Tapi si Mbak  malah heran dan balik bertanya :" Opa sudah tengok ,perbuatan Koruptor ini? Mereka jauh lebih sadis, apapun dimakan.Mulai dari sapi,ktp. kuburan ,pokoknya apapun disikat. Nah, bukankah perbuatan  mereka jauh lebih sadis dari apa yang Opa saksikan ?  Dada saya sudah terasa sesak dan mual.maka saya berteriak :"  Sudah sudah mbak ..sudah cukup,saya mau pulang sekarang juga.... !" maksud hati mau berteriak sekerasnya,tapi rasanya suara tersangkut di tenggorokan....

Tiba Tiba Ada Yang Menepuk Nepuk Pundak Saya
" Bangun sayang ...mimpi buruk lagi yaa... bangun ,kita sudah sampai di Perth" dan dari alat pengeras suara  di Kereta api terdengar :" Please mind the gap.This is Perth" .Wah .Wah..keringat dingin membasahi kerah baju .. "Cukup sekali ini sajalah jalan jalan ke Neraka." janji saya dalam hati.Walaupun cuma mimpi buruk,tapi tak urung jantung saya berdebar keras,,syukur saya cuma sekali saja mencuri bambu ,ketika usia 9 tahun Dan sejak saat itu,tidak pernah mengambil ataupun menahan hak orang lain....

Tjiptadinata Effendi

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun