Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Berikan Makanan Kepada Orang yang Sudah Kenyang

13 Desember 2016   20:22 Diperbarui: 13 Desember 2016   21:27 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jangan Kasih Makan Orang Yang Sudah Kenyang

Kalau mau mengaplikasikan hidup berbagi,jangan sampai salah alamat. Memberikan sesuatu kepada orang yang tidak membutuhkannya,adalah ibarat mau mengasinkan air laut. Dapat dianalogikan,ketika kita memberikan makanan kepada orang yang sudah kenyang . Mungkin sekedar basa basi,makanan yang kita berikan ,dicicipi sedikit dan kemudian ditinggalkan.

Malahan mungkin saja ada komentar yang tidak enak didengar,misalnya:"Hmm sudah agak basi rasanya ya.. atau terlalu asin " Sesungguhnya ,karena sudah kenyang ,maka ia sudah tidak lagi dapat menikmati rasa makanan. Dan sebagai alasan untuk tidak melanjutkan lagi makannya ,maka memberikan alasan,yang membuat kita kecewa. Makanan yang kita beli mahal dan diberikan,ternyata hanya di cicipi sedikit dan lainnya terbuang percuma.

Berikanlah kepada orang yang berkekurangan makanan, yakinlah makanan yang kita berikan akan dinikmati hingga habis . Ia menikmati makanan dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan dan berterima kasih kepada kita.

Pengalaman Pribadi

Dulu setiap kali, kami pulang ke Indonesia,selalu membeli mainan kunci atau guntingan kuku ,maupun kaos dari Australia.Karena jumlah teman teman bukan belasan ,tapi ada puluhan diseluruh nusantara,maka sekali beli ,kami memborong dua ratus mainan kunci dan gunting kuku dari Paddy;s Market di Sydney ,serta lusinan baju kaos. Walaupun harga satuannya cuma 5 dolar, tapi karena dibeli dalam jumlah 200 an,maka setidaknya,kami menghabiskan uang dalam jumlah jutaaan rupiah.

Ketika kami bagikan kepada teman teman di Indonesia, sebagian besar menerima dengan sangat berbesar hati.Bahkan ada yang masih menyimpannya selama bertahun tahun.Akan tetapi beberapa diantaranya ,memberika komentar: "Aduh Pak Tjip,jauh jauh dari Australia,masa kami cuma dikasih mainan kunci? Lain kali yang agak berbobotlah pak"

Bisa dibayangkan bagaimana perasaan kami. Sudah bersusah payah secara khusus membelinya di kota, mengangkut satu koper,yang lumayan beratnya,namun karena membagikan kepada orang yang tidak tepat,maka bukannya berterima kasih,malahan di kritik. Bukan karena tidak mau menerima kritik,tapi karena barang tersebut,semata mata sebagai kenangan,tidak dijual, maka seharusnya orang yang menerima,jangalah memberikan komentar yang melukai hati.

Namun hal itu,saya jadikan pelajaran berharga,bagi diri saya sendiri.Bahwa memberikan sesuatu kepada orang yang sudah memiliki hampir segalanya,hanyalah buang buang waktu dan buang uang saja, Lebih baik,berikan kepada orang yang sungguh sungguh membutuhkannya, Mungkin bukan mainan kunci atau guting kuku,melainkan kaos ataupun jaket,yang dapat dimanfaatkan oleh orang yang membutuhkannya.Pada awalnya ,memang merasa kecewa dan sedih,tapi setelah merenungkannya,maka dapat dipetik hikmahnya. 

itu adalah terakhir kali kami membawa pulang oleh oleh,karena menjadi pelajaran berharga bagi kami, agar :"jangan memberi makan orang yang sudah kenyang' Maksudnya,jangan memberikan apapun, kepada orang yang tidak membutuhkannya. Karena tidak ada gunanya ,bahkan mungkin akan dibuang saja.

Kritik itu Menyakitkan, Tapi menyadarkan Diri Kita

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun