Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apa Beda Lawakan dan Humor Kehidupan?

23 Mei 2016   21:41 Diperbarui: 23 Mei 2016   21:51 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa Beda Lawakan dan Humor Kehidupan?

Walaupun arti kata “lawakan” memiliki kesamaan dengan :”humor” ,namun dalam  kehidupan sehari harian ,memiliki dunianya sendiri sendiri. Lawakan  adalah upaya orang perorangan ataupun kelompok, yang mencoba memancing atau memotivasi agar orang yang menonton ketawa Bisa karena menengok gerak gerik yang dibuat lucu, maupun mimik wajah yang di kemas dalam berbagai gaya. Bila memang piawai,maka penonton akan ketawa terbahak bahak .Dan bila pertunjuk usai, para penonton akan memberikan aplaus dalam bentuk tepuk tangan meriah. Mereka senang ,walaupun untuk ketawa ,mereka harus membayar harga tiket masuk.

Cara lain adalah dengan mengundang badut, dihari ulang tahun salah satu anggota keluarga. Mengenakan kostum yang aneh aneh dan membuat gerakan sejenaka mungkin,, di badut berkerja keras untuk membuat penonton tertawa. Bila ia gagal,maka masa depannya akan suram,karena tiak ada orang yang mau membayar ,orang berpakaian badut dan hanya melakukan gerakan konyol,tanpa mampu menyebabkan orang tertawa.

Humor Kehidupan

Humor kehidupan adalah peristiwa hidup,Bukan di disain atau di rencanakan.Dan  peristiwa ini, tidak serta merta membuat orang yang berada ditempat kejadian langsung tertawa. Malahan tidak jarang orang menjadi tegang dan was was,Baru setelah peristiwa selesai berlangsung, maka orang orang yang menengok kejadian bisa ketawa sampai sakit perut.

Pengalaman

Dulu ,didepan kedai ,yang merangkap tempat tinggal kami  di Tanah Kongsi ,yang berlokasi di Kota Padang, ada seorang Tionghoa totok ,berjualan daging. Kenapa dikatakan :”totok” karena bahasa Indonesianya dicampur aduk dengan bahasa Hokian . Entah bagaimana ia bisa nyasar dan tinggal di Padang, tidak pernah  ada yang menceritakannya. . Tiba tiba pria totok ,yang biasa dipanggil Koh Sam  ini sudah berjualan daging di sana.Bahkan siapa sesungguhnya nama lengkapnya tidak ada yang merasa perlu tahu.

Nah,karena jualannya persis satu langkah didepan saya jualan Kelapa,makanya setiap hari ,saya menengok caranya berjualan dengan bahasa Indonesia yang amburadul. Tiap sore menitip timbangan gantungnya di kedai saya.Tentu saja saya sama sekali tidak keberatan.

Suatu Hari ….

Diantara orang yang antri beli daging,ada seorang pria bertanya:” Hai Koh… Ini daging babi yaa?”
 “Lusaaa”,jawab Koh Sam  mantap (maksudnya adalah :’daging rusa” ,namun ia sama sekali tidak bisa mengucapkan huruf :”R”.

Pria yang bertanya mengerutkan kening dan mengulangi bertanya dengan suara yang agak keras:” Hai ..gua bukan mau beli daging babi..gua nanya ini yang lu jual ,daging apa?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun