Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Konsultan - Kompasianer of the Year 2014

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Aksi Mogok Nasional 5 Juta Buruh

20 November 2015   17:49 Diperbarui: 20 November 2015   19:08 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

5 Juta Buruh Akan Gelar Mogok Nasional 24 -27 November, 2015

Menurut berita yang dilansir liputan6, Senin tanggal 24 – 25 November 2015, sebanyak 5 juta buruh akan gelar aksi mogok nasional. Titik tumpunya adalah menolak diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2015 tentang Pengupahan. Tuntutan buruh, agar Presiden Joko Widodo, mencabut Peraturan tersebut.

Rencananya, aksi mogok serentak ini, akan digelar secara serentak di 22 provinsi selama empat hari.

Bahkan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menegaskan bahwa aksi mogok nasional ini, tidak akan berhenti hingga empat hari saja, Bahkan bila Pemerintah tidak memberikan respons sebagaimana yang diharapkan oleh kaum buruh, maka aksi ini akan terus berlanjut.

"Kita sudah mamastikan akan melakukan mogok nasional pada tanggal 24-27 November. Kalau pemerintah merespon, kita akan menghentikan (aksi mogok), tergantung pada tanggal berapa nantinya. Tapi kalau tidak ada respon, kita akan tetap melanjutkan," ujarnya di kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Jakarta, Rabu (18/11/2015). (sumber: liputan6.com)

Mogok itu Bela Diri atau Malah Bunuh Diri?

Terlepas dari gerakan aksi buruh mengadakan long march dari Bandung dan Bekasi, yang konon merupakan warming up atau pemanasan dalam melakukan aksi mogok nasional secara serentak di 22 propinsi, yang dikuatirkan tidak hanya terjadi gesekan antara aparat keamanan dan para buruh ini. Tapi justru terhadap kepentingan buruh sendiri.

Apakah mungkin Pemerintahan dibawah Presiden Jokowidodo dapat ditekan lewat gerakan mogok nasional ini? Hal ini tentunya akan merupakan tanda tanya besar. Bila tuntutan buruh diterima , berarti Pemerintah akan kehilangan wibawa.

Disamping itu, masih ada masalah yang mungkin tidak terpikirkan secara matang.,yakni, dengan seringnya terjadi unjuk rasa ,mogok dan sejenisnya,mau atau tidak, produksi yang sedang berlangsung akan sangat terganggu.

Bagaimana seandainya, para investor ramai ramai hengkang dari Indonesia? Bukankah hal ini justru akan merupakan tindakkan bunuh diri?

Seandainya mogok nasional ini jadi terlaksana,berarti di 22 propinsi,akan terjadi stagnasi roda perekonomian. Para pedagang akan tutup toko, sebagaimana yang sudah sudah.Mereka lebih suka tidak jualan selama empat hari ,daripada mengambil resiko, terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Berarti selama empat hari itu, akan terjadi semacam kesenjangan perputaran ekonomi. Hal mana sudah dapat dibayangkan, siapa yang paling merasakan akibatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun