Mengubah Pola Pikir yang Membelenggu
Salah satu pola pikir keliru yang masih diwariskan oleh generasi terdahulu adalah:
“Saya sudah tua, wajar kalau sakit-sakitan. Toh, ada anak dan cucu yang akan merawat saya.”
Tanpa sadar, keyakinan seperti ini tertanam begitu kuat dalam benak banyak orang. Pola pikir ini kemudian diwariskan dari generasi ke generasi, hingga menjadi semacam kebenaran yang tak pernah dipertanyakan.
Akibatnya, ketika memasuki usia pensiun atau menginjak usia 60-an, banyak orang mulai mengalami kemunduran fisik dan mental. Mereka menerima kondisi itu sebagai sesuatu yang “sudah semestinya”, tanpa upaya untuk menjaga diri, tetap aktif, atau mempertahankan kualitas hidup.
Ironisnya, mereka kemudian benar benar menjadi beban bagi anak dan cucu, sesuai dengan apa yang mereka yakini selama ini. Padahal, pola pikir seperti ini bisa — dan perlu diubah.
Hal ini sejalan dengan quote:"You are what you think"
Apa yang kita pikirkan secara berulang kali, tanpa sadar akan menjadi doa kita.
Maka terjadilah seperti yang tertulis:" Jadilah sesuai dengan imanmu"
Kita tidak ditakdirkan menjadi beban. Kita diberi kehendak bebas untuk terus belajar, bertumbuh, dan menjaga diri, bahkan di usia lanjut.
Pengalaman pahit para orang tua di masa lalu seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi generasi kini: jangan ulangi kesalahan yang sama.