Mohon tunggu...
TJIPTADINATA EFFENDI
TJIPTADINATA EFFENDI Mohon Tunggu... Kompasianer of the Year 2014 - The First Maestro Kompasiana

Lahir di Padang,21 Mei 1943

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Hari Esok Belum Tentu Milik Kita

22 Mei 2025   08:21 Diperbarui: 22 Mei 2025   08:25 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Menyiapkan Dana Pensiun Sedini Mungkin

 Jangan Tunggu Nanti, Mulailah Sekarang

Topik pilihan Kompasiana kali ini mengangkat hal yang sering dianggap belum penting oleh sebagian orang, padahal justru sangat krusial Yakni Siapkan Dana Pensiun Sedini mungkin

Jujur saja, hampir semua dari kita pasti pernah kepikiran soal masa pensiun. Tapi ya gitu, seringnya cuma sebatas wacana. Setelah itu, tenggelam lagi dalam rutinitas kerja, urusan keluarga, cicilan, dan berbagai kebutuhan harian. Ada juga yang ingin mulai merencanakan, tetapi keadaannya belum memungkinkan. Akhirnya ditunda, dan ditunda lagi.

Memang, kesadaran soal dana pensiun masih rendah di kalangan usia produktif. Banyak anak muda merasa pensiun itu urusan nanti, masih jauh. Saat ini yang penting bisa bertahan hidup, bayar kebutuhan, dan sedikit-sedikit menikmati hasil jerih payah. Gaji belum stabil, biaya hidup terus naik, dan di sisi lain, gaya hidup konsumtif semakin menguat. Hidup dari gaji ke gaji seolah menjadi hal yang wajar, meskipun sejatinya itu sangat berisiko.

Padahal, menyiapkan dana pensiun itu seperti pepatah lama: sedia payung sebelum hujan. Langkah kecil yang dimulai sejak dini bisa menjadi penyelamat besar di masa tua. Makin cepat kita mulai, makin ringan langkah kita nanti.

Tentu saja, memulainya tidak selalu mudah. Banyak yang bingung harus mulai dari mana. Tapi bukan berarti tidak bisa.

Pengalaman Pribadi: Dari Hidup Susah, Menuju Masa Depan Lebih Tenang

Izinkanlah saya berbagi pengalaman pribadi. Saat putra pertama kami lahir, sebenarnya kami sudah mulai terpikir soal dana pensiun. Tapi apa daya, waktu itu kami hidup dalam kondisi serba kekurangan. Untuk makan sehari-hari saja harus berjuang keras. Pernah suatu ketika, kami harus menjual cincin kawin demi bisa membawa anak berobat. Itulah kenyataan hidup kami dulu.

Namun kami tidak menyerah. Saat memasuki usia 30-an, kami mulai pelan-pelan menata masa depan. Kami membangun rumah, lalu membeli beberapa kapling tanah kecil-kecilan.di Kota Padang Kami tidak punya banyak, tapi kami punya harapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun